Pada pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang pada proyek konstruksi di area yang dekat dengan bangunan lain diperlukan alat pancang yang menimbulkan gangguan seminimal mungkin terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya terutama jika terletak di area pemukiman. Dalam kondisi harus dipilih pelaksanaan pekerjaan tiang pancang dengan sistem tekan yang menggunakan alat pancang Hydrolic Static Pile Driver (HSPD).
Keunggulan Sistem ini adalah ramah lingkungan, karena dalam pelaksanaan pekerjaannya hampir tidak menimbulkan getaran yang dapat berakibat retaknya dinding bangunan di sekitarnya dan tidak menimbulkan kebisingan. Karena itu sistem pondasi tiang pancang Jack In Pile dapat digunakan pada hampir semua area, terutama area perkotaan dan padat penduduk dimana bangunan-bangunan saling bersebelahan.
Pada Sistem Jack In Pile atau Hydraulic Jacking Injection System, pemancangan tiang pancang dilakukan dengan cara menekan tiang pancang ke dalam tanah menggunakan alat pancang Hydraulic Static Pile Driver atau HSPD.
Untuk sistem ini sebenarnya tidak diperlukan lagi loading test, karena Pressure Gauge pada alat pancang HSPD langsung dapat memperlihatkan daya dukung static axial langsung setelah tiang terpancang.
Proses pelaksanaan pekerjaan pemancangan tiang pancang jack in pile juga cukup cepat, produktivitasnya bisa mencapai 120 m’ tiang terpancang per hari untuk satu alat HSPD.
Ketentuan Penggunaan HSPD
Secara umum terdapat beberapa ketentuan untuk dapat dilakukannya pelaksanaan pekerjaan pondasi tiang pancang sistem jack in pile sebagai berikut :
1. Lebar jalan menuju area proyek minimal 12 m dan dapat dilalui truck tronton untuk mengangkut material tiang pancang dengan beban sekitar 20 ton.
2. Pintu masuk ke area proyek dengan lebar minimal 4,5 m untuk jalan masuk alat pancang dan crane hidrolik serta truck.
3. Area di atas jalan masuk bebas dari kabel telepon / kabel listrik (minimal ada tinggi bebas 4.5 m yang dapat dilewati)
4. Untuk pekerjaan tiang pancang dalam bangunan, misalnya bangunan gudang, ketinggian bangunan minimal 9 m dan ada tempat dengan ketinggian 12 m untuk penyetelan alat pancang.
Perhitungan volume tiang pancang oleh spesialis tiang pancang adalah berdasarkan jumlah tiang terangkat yang dihitung utuh meskipun ada bagian tiang pancang yang tidak masuk ke dalam tanah dan dipotong. Untuk itu diperlukan menentukan kombinasi tiang pancang yang paling ekonomis misalnya untuk pemancangan sedalam 17 m tentunya akan menggunakan tiang 12 m + 6 m atau 6 m + 6 m + 6 m, yang akan dihitung 18 m bukan 12 m + 12 m yang akan dihitung 24 m.
Kekurangan dan Kelebihan HSPD
Kelebihan menggunakan alat HSPD adalah :
- Ramah lingkungan, karena hampir tidak menimbulkan getaran yang dapat merusak bangunan di sekitarnya, polusi udara, dan kebisingan.
- Pelaksanaan pekerjaan pemancangan cepat dan akurat.
- HSPD dapat memancang sampai 50 cm dari dinding bangunan eksisting.
Kekurangan menggunakan alat pancang HSPD adalah :
- Sulit berpindah tempat apabila setelah pemancangan masih ada sisa tiang pancang yang tertinggal di atas tanah lebih dari 50 cm, tiang pancang sisa harus dibobok dulu.
- Tidak maksimal bekerja di area yang kondisi tanahnya jelek atau berlumpur, bisa amblas karena berat alat itu sendiri, sehingga harus menggunakan peralatan atau meterial pendukung seperti landasan pelat besi.
Komponen Hydrolic Static Pile Driver (HSPD)
1. Crane
2. Vertical Momen Mechanism
3. Piling Platform
4. Pile Clamping Box
5. Main Cabin
6. Side Piling Installation Set
7. Assistant Cantilever
8. Cross Motion and Rotary Mechanism / Short Base
9. Longitudinal Motion and Rotary Mechanism / Long Base
Alat pancang HSPD terdiri dari beberapa macam kapasitas seperti :
1. HSPD 120, tekanan maksimum 120 ton, bisa untuk memancang tiang pancang kotak ukuran 20x20 cm sampai 35x35 cm, dan spun pile ukuran diameter 30 sampai 35 cm.
2. HSPD 150, tekanan maksimum 150 ton bisa untuk memancang tiang pancang kotak ukuran 20x20 cm sampai 35x35 cm, dan spun pile ukuran diameter 30 sampai 40 cm.
3. HSPD 240, tekanan maksimum 240 ton bisa untuk memancang tiang pancang kotak ukuran 20x20 cm sampai 45x45 cm, dan spun pile ukuran diameter 30 sampai 50 cm.
4. HSPD 320, tekanan maksimum 320 ton bisa untuk memancang tiang pancang kotak ukuran 20x20 cm sampai 50x50 cm, dan spun pile ukuran diameter 30 sampai 50 cm.
5. HSPD 420, tekanan maksimum 420 ton bisa untuk memancang tiang pancang kotak ukuran 20x20 cm sampai 55x55 cm, dan spun pile ukuran diameter 30 sampai 60 cm.
Cara Kerja alat HSPD adalah sebagai berikut :
1. Posisikan alat HSPD pada lokasi titik pancang yang telah ditentukan, dan catat data yang diperlukan dalam pilling record.
2. Posisikan "Hydraulic Cylinder" dalam keadaan bebas dan "Pressing Box" diangkat pada posisi bagian atas. Tiang diangkat dan dan dimasukkan kedalam lubang sentral yang terdapat dalam "Clamping Box"
3. Operator mengatur " pressing valve ", "pressing cylinder" agar tiang dalam keadaan terjepit oleh "Clamping Cylinder", kemudian "Clamping Box" yang telah menjepit ditekan, sehingga berakibat tiang dapat masuk kedalam tanah.
4. Setelah selesai melaksanakan satu siklus penekanan, " clamping cylinder " dibuat keadaan bebas (tidak menjepit tiang lagi) , sehingga tiang pancang terbebas dari jepitan , dan " clamping box " diangkat kembali pada posisi semula.
5. Selanjutnya urutan pekerjaan tersebut diulang secara terus menerus , sesuai dengan kedalaman atau daya dukung yang diharapkan.
Cara Kerja alat HSPD adalah sebagai berikut :
1. Posisikan alat HSPD pada lokasi titik pancang yang telah ditentukan, dan catat data yang diperlukan dalam pilling record.
2. Posisikan "Hydraulic Cylinder" dalam keadaan bebas dan "Pressing Box" diangkat pada posisi bagian atas. Tiang diangkat dan dan dimasukkan kedalam lubang sentral yang terdapat dalam "Clamping Box"
3. Operator mengatur " pressing valve ", "pressing cylinder" agar tiang dalam keadaan terjepit oleh "Clamping Cylinder", kemudian "Clamping Box" yang telah menjepit ditekan, sehingga berakibat tiang dapat masuk kedalam tanah.
4. Setelah selesai melaksanakan satu siklus penekanan, " clamping cylinder " dibuat keadaan bebas (tidak menjepit tiang lagi) , sehingga tiang pancang terbebas dari jepitan , dan " clamping box " diangkat kembali pada posisi semula.
5. Selanjutnya urutan pekerjaan tersebut diulang secara terus menerus , sesuai dengan kedalaman atau daya dukung yang diharapkan.
Comments
Post a Comment