Pemasangan Panel Lantai AAC Skip to main content

Pemasangan Panel Lantai AAC

Hal hal yang perlu diperhatikan pada saat pembuatan pembalokan untuk penopang panel lantai adalah rencana struktur sebaiknya sudah harus ada pada saat pembuatan denah lantai pertama. Perencanaan ruangan-ruangan diatas panel lantai AAC harus di kompromikan dengan ruangan-ruangan dalam lantai satu, begitu pula sebaliknya. Perencanaan ini merupakan suatu proses merajut denah agar terbentuk banyak kesegarisan antara sisi dinding ruangan-rungan di lantai 1 dan ruangan-rungan di lantai dua yang menggunakan panel lantai. Di karenakan bagian ujung panel lantai bertumpu pada ring balok yang terdapat struktur dinding di bawahnya.
Untuk pemasangan panel lantai ini dapat menggunakan konstruksi ring balok dengan beton bertulang cor konvensional, tetapi opsi ini harus lebih diperhatikan pada kerataan permukaan ring balok tersebut. Jika didapati permukaan yang tidak rata, disarankan untuk melakukan pemberian mortar atau adukan semen dan pasir di atasnya. Selain ring balok beton, juga dapat menggunakan struktur ring balok dari baja. Jika baja yang digunakan sudah tidak diragukan lagi mengenai kerataannya, karena baja memiliki ukuran yang sangat presisi.

Alat yangDigunakan
Untuk pemasangan panel lantai diperlukan beberapa alat yang harus dipersiapkan untuk membantu memudahkan dalam proses pemasangan, seperti berikut ini:
  • derek, takel, atau chainblock
  • scaffolding
  • balok kayu
  • mesin potong (gerinda)
  • mesin las
  • meteran
Memasang panel lantai terbilang mudah. Namun, hal ini tetap harus dilakukan oleh ahli yang sudah berpengalaman. Pastikan terdapat paling tidak satu atau dua orang memiliki pengalaman dalam pemasangan panel lantai ini. Jangan lupa untuk memperhitungkan faktor keselamatan pekerja, meskipun material ini bobotnya lebih ringan dibanding bahan bangunan pracetak sejenis lainnya.

Cara Pemasangan Panel Lantai
1. Menyiapkan Struktur Bangunan
Tahap awal adalah anda perlu menyiapkan beberapa struktur bangunan sebagai penyangga panel lantai diantaranya (sebagai contoh):
  • Pondasi
  • Sloof
  • Kolom = 20 x 25 cm
  • Balokan = 20 x 30 cm
  • Ring Balok = 15 x 30 cm
2. Pastikan kerataan ring balok kolom sebelum memasang panel lantai
Permukaan ring balok harus rata dan halus, jadi sebelum pemasangan panel lantai dianjurkan untuk melakukan landasan yang mantap. Pastikan bagaimana permukaan balok, peletakkan lembaran panel hanya pada permukaan yang datar, itu tergantung pada kelanjutan dari bangunan.
Balok kolom yang benar adalah permukaan balok yang bersebrangan tersebut harus betul-betul rata. Mengingat ukuran dan desain panel lantai yang presisi dan akurat kerataan balok tersebut sangat diperlukan , agar panel lantai dapat bertumpu dengan baik, tidak goyang atau ngambang sebagaian.
  • Permukaan tumpuan panel (balok kolom) harus rata
  • Tutup permukaan balok yang cekung dengan mortar atau adukan pasir dan semen biasa
  • Ratakan permukaan balok kolom yang menggelembung
3. Lakukan Pengukuran Awal
Lakukan pengukuran awal untuk mengechek kembali as ke as struktur balok antara actual lapangan terhadap shop drawing-nya agar arah rencana pemasangan tidak mengalami kekeliruan. Dengan demikian setiap lembaran panel dapat menduduki seluruh perimeter dan memiliki bagian yang luar biasa. Skema perhitungan sangat sederhana.
Ukur bentangan kolom tersebut agar dapat memastikan bahwa panel lantai dapat bertumpu sesuai dengan ukuran panel lantai yang tersedia. Minimal 5 cm over hang masing-masing bagian ujung panel lantai tersebut bertumpu pada balok kolom.
  • Tandai lebar tumpuan dan tarik benang dari ujung yang satu ke ujung yang lain untuk mendapatkan kelebaran tumpuan yang sama.
4. Proses Lifting atau Pengangkatan Panel Lantai
Angkat panel lantai pertama menggunakan Hoist atau takel (diangkat dengan tali secara manual). Panel lantai harus diletakan tepat pada garis yang sudah dibuat, lihat gambar. Diperlukan 2 orang atau lebih untuk meyesuaikan perletakan panel pada tanda garis. Buat bantuan injakan dari balok kayu yang dipasang melintang untuk memudahkan pekerja meletakkan/menyesuaikan panel tersebut.
Pengangkatan panel lantai menggunakan alat bantu, Takel atau Chainblock dengan kapasitas alat minimal 300 kg. Selanjutnya letakan panel lantai pada permukaan balok satu persatu menjadi baris sejajar sampai pemasangan panel lantai selesai.
  • Panel pertama diangkat dengan menggunakan, Takel (Crane) atau Chainblock
  • Posisi panel lantai disesuaikan terhadap garis/benang dengan bantuan dua orang tukang
  • Peringatan: dalam setiap proses konstruksi bisa saja terjadi situasi force majeure, oleh karena itu pada tahap proses pengangkatan dan pemasangan panel lantai ini harus betul-betul diperhatikan mengenai tingkat keselamatan pekerja.
5. Proses Marking Panel
Tandai dengan pensil pada setiap sisi panel lantai pertama. Tujuannya adalah mengecek posisi panel lantai pertama tidak bergeser dari garis yang telah dibuat pada saat panel lantai berikutnya dipasang.
Kemudian panel lantai berikutnya dipasang rapat-rapat terhadap panel sebelumnya mengikuti garis marking yang telah dibuat.
6. Pemasangan Angkur dan Besi
Pasang angkur φ12mm dengan cara di bor lalu digrouting atau dipasang bersamaan dengan pengecoran balok setiap jarak 60cm (tepat pada setiap pertemuan antar panel).

Pasang besi satu batang tulangan (φ 10 mm yang telah disiapkan) diantara pertemuan antar panel dan kaitan dengan angkur φ12mm kemudian ikat dengan kawat. Sedangkan untuk bagian tepi pasang dua buah tulangan.

7. Pengecoran / Grouting
Pasang bekisting setinggi 12.5 cm (setinggi panel lantai) mengeliling bagian tepi struktur balok. Dan bersihkan celah-celah antar panel lantai dari kotoran seperti sisa-sisa potongan bekisting, kertas, plastik ataupun kotoran lainnya.
Lakukan pengecoran/grouting dengan menggunakan Grouting atau setara pada setiap pertemuan panel dan seluruh bagian tepinya.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun