Elemen Dasar pada Desain Interior Skip to main content

Elemen Dasar pada Desain Interior

Desain interior adalah seni mendesain ruang dalam sebuah bangunan secara kreatif dan teknis. Ruang yang dirancang harus menarik secara visual dan memungkinkan klien untuk melakukan pekerjaan mereka. Klien atau pengguna tidak boleh merasa tidak nyaman dengan posisi suatu objek dalam suatu ruang atau dengan warna, ukuran, dan bentuk suatu objek.

A. Elemen Desain Interior
  • Warna
  • Cahaya
  • Bentuk
  • Ruang
  • Garis
  • Tekstur
a. Warna
Warna merupakan elemen penting dalam desain interior. Warna memainkan peran penting agar klien dapat memutuskan seluruh desain hanya dengan pengamatan warna. Warna harus digunakan sedemikian rupa sehingga mewakili fungsinya dan harus memfasilitasi kenyamanan yang baik. Berikut adalah beberapa saran warna untuk ruangan yang berbeda:
a. Warna Alami / Natural
Kuning, hijau, biru, coklat organik, dll. Warnanya alami. Warna ini memberi aksen halus atau berani ke interior. Warna-warna alami mengingatkan rasa di luar ruangan. Warna ini paling cocok untuk kamar tidur, kamar mandi, dll. Di mana individu cenderung bersantai atau menyegarkan diri.

b. Warna Nyaman / Comfort
Warna yang termasuk dalam kategori ini adalah warna jingga labu kuning, coklat coklat, warna biskuit dan warna gandum dll. Warna yang nyaman membuat ruangan menjadi hangat dan pengguna akan merasa lega. Warna-warna ini disarankan untuk dapur, aula, dll.

c. Warna Kontras
Merah tua, hitam pekat, putih, dll. berada di bawah warna Kontras. Warna ini memberikan latar belakang yang canggih ke ruangan, jadi, mereka adalah pilihan yang baik untuk ruang makan, ruang tamu, dll.

b. Cahaya
Cahaya merupakan faktor penting tidak hanya sebagai elemen desain interior tetapi juga sebagai pertimbangan penting untuk konstruksi bangunan. Pencahayaan yang tepat sangat penting bagi pengguna untuk melakukan aktivitas mereka dengan nyaman. Bangunan harus memanfaatkan cahaya alami atau cahaya siang hari secara maksimal untuk kegiatan rutin. Pintu, jendela, ventilasi digunakan untuk memungkinkan cahaya alami masuk ke interior. Faktor cahaya siang hari (cahaya alami di dalam gedung)/(cahaya alami di luar) yang direkomendasikan untuk ruangan yang berbeda adalah sebagai berikut:
Room/space Daylight factor
Kitchen 2.5%
Study room 1.9%
Living room 0.625%
Bed room 0.313%
Ada tiga metode untuk penerangan ruang:
a. Pencahayaan Umum
Pencahayaan umum atau ambient lighting adalah pencahayaan normal yang dibutuhkan yang disediakan di kamar. Ini mencakup semua sudut ruangan dan memberikan kenyamanan bagi pengguna.

b. Pencahayaan Lokal
Pencahayaan lokal juga disebut sebagai pencahayaan tugas di mana sumber cahaya disediakan hanya untuk ruang di mana beberapa aktivitas atau tugas dilakukan. Sumber cahaya dipasang lebih dekat ke area tugas.

c. Pencahayaan Aksen
Pencahayaan aksen mirip dengan pencahayaan lokal, tetapi digunakan untuk tujuan khusus. Pencahayaan aksen lebih estetis bagi pengamat, sehingga digunakan untuk menyorot objek, di ruangan dekoratif, dll.

c. Bentuk
Bentuk adalah area dimensi yang ditentukan oleh garis besar suatu objek. Jika dua atau lebih bentuk digabungkan maka disebut bentuk. Bentuk ada tiga jenis.
a. Bentuk Alami
Bentuk-bentuk alam tidak lain adalah bentuk-bentuk dari benda-benda yang terbentuk secara alami seperti bunga, gunung, awan, dll. Bentuk-bentuk ini menciptakan nuansa alami dalam ruang.

b. Bentuk geometris
Bentuk geometris seperti persegi, persegi panjang, segitiga dll mengandung luas dan ukuran yang tepat. Mereka dapat dengan mudah disediakan.

c. Bentuk Non-Objektif
Bentuk non-objektif adalah buatan manusia yang dibuat secara artifisial oleh warna, tepi dan garis acak, dll.

d. Ruang
Ruang adalah elemen penting dari desain interior. Ruang tidak lain adalah area yang tersedia untuk memungkinkan tujuan yang berbeda. Ruang dapat dibagi menjadi dua jenis.
  • Ruang dua dimensi
  • Ruang tiga dimensi
Dalam ruang dua dimensi, panjang dan lebar dipertimbangkan sedangkan dalam ruang tiga dimensi, panjang, lebar, dan tinggi dipertimbangkan. Ruang ini digunakan untuk berbagai tujuan seperti menempatkan furnitur, barang-barang dekoratif dll. Ruang yang terisi disebut sebagai ruang positif dan ruang kosong disebut sebagai ruang negatif. Seorang desainer yang baik harus memberikan keseimbangan antara ruang positif dan negatif.

e. Garis
Garis adalah tanda yang mendefinisikan bentuk dan membuat bentuk. Secara umum Garis terdiri dari tiga jenis sebagai berikut:
  • Garis horizontal
  • Garis vertikal
  • Garis dinamis
Garis horizontal dapat diamati pada tempat tidur, meja, dll. dan memberikan rasa aman pada ruang. Garis vertikal dapat diamati pada jendela, pintu, dll. yang akan memberikan perluasan kenyamanan pengguna. Garis dinamis atau garis lengkung dapat diamati pada tangga yang akan menambah rasa estetika pada ruang.

f. Tekstur
Tekstur tidak lain adalah perasaan yang diciptakan dengan melihat suatu objek atau dengan menyentuhnya. Dalam desain interior, tekstur umumnya dibagi sebagai:
  • Tekstur visual
  • Tekstur sebenarnya / aktual
Tekstur yang dapat dirasakan dengan mata adalah tekstur visual dan tekstur yang sebenarnya dapat dirasakan baik dilihat maupun diraba. Desainer interior harus mendesain tekstur sedemikian rupa sehingga pengguna tidak merasa monoton.

B. Prinsip Desain Interior
  • Keseimbangan
  • Tekanan /  Emphasis
  • Harmoni
  • Skala dan Proporsi
  • Irama
  • Kesatuan dan keragaman
a. Keseimbangan
Prinsip keseimbangan adalah menjaga otak pengguna dalam keseimbangan. Keseimbangan ruang dapat dicapai dengan tiga metode sebagai berikut:
  • Simetris
  • Asimetris
  • Radial
a. Keseimbangan Simetris
Dalam hal ini, seluruh ruang dibagi menjadi dua bagian oleh sumbu pusat. Benda-benda ditempatkan pada posisi yang sama di kedua sisi.

b. Keseimbangan Asimetris
Dalam hal ini, jumlah elemen ganjil digunakan. Sebuah sumbu pusat imajiner diasumsikan dan elemen yang menarik secara visual ditempatkan di dekat sumbu imajiner dan benda tumpul ditempatkan lebih jauh dari sumbu.

c. Keseimbangan Radial
Dalam keseimbangan radial, titik pusat dianggap di mana benda-benda diatur secara radial secara melingkar.

b. Tekanan / Emphasis
Prinsip desain penekanan menunjukkan bahwa titik pusat atau titik fokus ruang harus lebih menarik dan semua elemen lain dari ruang itu harus muncul dari titik itu. Jadi, titik fokus harus dirancang dengan cermat dengan tekstur, warna, ukuran, dan bentuk yang mengesankan.

c. Harmoni
Prinsip kontras mengacu pada perubahan warna atau pencahayaan objek. Satu objek mungkin berwarna cerah dan objek di sebelahnya mungkin berwarna terang di sini kontrasnya bervariasi. Demikian juga, kontras dapat dicapai dengan bentuk dan ruang. Kontras membuat objek kusam menjadi lebih indah dengan menempatkannya di samping objek yang lebih terang.

d. Skala dan Proporsi
Skala dan proporsi, keduanya menunjukkan tentang hubungan antara dua objek yang berbeda atau dua bagian dari suatu objek. Skala hanya mengacu pada ukuran sedangkan proporsi mengacu pada besaran, kualitas, warna, dll.

e. Irama
Prinsip desain Irama didasarkan pada penataan elemen desain interior dalam sebuah ruang. Pengaturannya harus menciptakan ritme dalam pikiran saat melihatnya. Ada tiga jenis metode untuk mencapai ritme:
  • Pengulangan
  • Perubahan / Alterasi
  • Progresi
a. Pengulangan
Dalam metode ini, elemen dengan ukuran, warna, dan bentuk yang sama digunakan berulang kali untuk desain.

b. Perubahan / Alterasi
Alterasi artinya, dua atau lebih elemen disusun secara alternatif untuk mencapai ritme.

c. Progresi
Dalam perkembangannya, elemen diatur sedemikian rupa sehingga ukuran atau gradien warna elemen secara bertahap meningkat atau menurun.

f. Kesatuan dan keragaman
Dalam desain interior, ruang yang dirancang harus mematuhi kesatuan yang memungkinkan pengguna untuk mengesankan tanpa kebingungan. Kesatuan harus dipertahankan sedemikian rupa sehingga mata pengamat harus bergerak dengan lancar dari satu objek atau bentuk ke bentuk lainnya. Pada saat yang sama, pengamat tidak boleh merasa monoton. Jadi, keragaman harus ditampilkan dalam bentuk tekstur, warna, bentuk atau ukuran dll.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun