Pemasangan Cladding untuk Bangunan Pabrik Skip to main content

Pemasangan Cladding untuk Bangunan Pabrik

Tahapan perencanaan rangka cladding artinya merancang model, ukuran dan jenis material untuk rangka cladding. Sehingga sesuai dengan fungsi yang diharapkan. Tahap-tahap merencanakan rangka cladding, pada umumnya bersamaan saat desain bangunan. Akan tetapi bisa saja terjadi ketika bangunan telah jadi. Atau bahkan setelah lama beroperasi. Berikut adalah tahap pemasangan cladding:

Tahap 1: Pra Perencanaan Perlu Melengkapi Data Tentang Bangunan
Tahapan perencanaan rangka cladding berlangsung sebelum pembangunan. Hal ini dilakukan bersamaan dengan proses desain pabrik. Berarti tidak membutuhkan data-data apa pun, untuk melaksanakan perancangan cladding. Karena pada saat itu juga dapat ditetapkan yaitu dengan cara melanjutkan desain yang telah ada.
Berbeda jika bangunan pabrik sudah berdiri. Maka sedikit banyaknya, diperlukan data-data tentang bangunan tersebut. Paling tidak, yang harus didapatkan adalah as built drawing. 
Bagaimana bila dokumen proyek tersebut tidak ada? Jalan satu-satunya adalah melakukan ukur ulang (survei) bangunan. Data-data yang wajib dimiliki, untuk merencanakan cladding pabrik antara lain:
  • Jenis produk dan proses produksi dalam bangunan,
  • Tinggi tiang kolom bangunan pabrik,
  • Jarak antar kolom struktur & dimensi bahan,
  • Tinggi dinding pasangan batu bata dari lantai bangunan.
Tahap 2: Menentukan Tata Letak Cladding Pada Bangunan Pabrik
Ada 2 jenis tata letak cladding, yaitu: rata dengan kolom dan berada di luar kolom. Rangka cladding rata dengan kolom artinya posisi pemasangan dudukan/sepatu, rangka serta wall cladding satu sisi dengan permukaan luar tiang kolom. Sementara rangka cladding yang berada di luar kolom, artinya pemasangan sepatu, rangka dan wall cladding seluruhnya berada di luar kolom. 


Tidak ada dampak yang berarti, ketika memilih alternatif 1 atau 2. Dari segi volume pekerjaan pasti sama. Penjelasan mengenai plus minus letak cladding tersebut, berikut ini.

1.Plus Minus Cladding Yang Rata Dengan Kolom
Dari segi estetika, cladding yang terpasang rata dengan kolom akan terlihat lebih rapi. Karena antara dinding pasangan bata dengan cladding juga rata. Tetapi ruangan dalam gedung pabrik akan terasa sempit. Oleh sebab adanya pemasangan rangka cladding. Hal ini sebenarnya bukan hal yang asing. Karena seluruh bangunan mengalami hal yang sama. Tetapi dengan adanya 2 pilihan letak pemasangan cladding, maka hal ini pantas untuk anda pertimbangkan.

2.Plus Minus Cladding Berada Di Luar Kolom
Bila cladding yang berada di luar kolom, maka cladding akan terlihat lebih menonjol dari dinding, yang terbuat dari pasangan batu bata. Sehingga terjadi celah antara cladding dengan dinding pasangan batu bata. Yaitu setebal rangka cladding yang dipakai. Tetapi dampak positifnya adalah ruangan dalam pabrik lebih luas. Secara pribadi dari 2 pilihan tersebut, menurut kami yang lebih tepat adalah yang pertama.


Tahap 3: Merancang Model, Luas & Letak Pemasangan Wall Cladding
Tahapan perencanaan cladding bangunan pabrik selanjutnya adalah menentukan model. Ciri khas bangunan pabrik adalah tinggi kolom mencapai ≥ 6 meter. Serta bentang bangunan sangat lebar. Oleh karena itu cladding pabrik pada umumnya menerapkan 2 model sekaligus. Yaitu transparan dan non transparan.

A. Kebutuhan Luas Wall Cladding Transparan
Fungsi wall cladding transparan adalah untuk pencahayaan pada siang hari. Oleh karena itu, tahapan perencanaan rangka cladding meliputi perhitungan kebutuhan luas wall cladding. Perhitungan wall cladding transparan, sangat erat kaitannya dengan fisika bangunan. Namun ada cara yang cukup praktis untuk mengetahui kebutuhan luas cladding transparan. Khususnya pada bangunan pabrik, antara lain:
  • Bila tinggi dinding ≤ 8 meter, atau lebar bangunan ≤ 24 meter. Maka wall cladding transparan yang anda butuhkan adalah 5-7% dari luas keseluruhan cladding.
  • Tinggi dinding ≥ 8 meter, serta lebar bangunan ≥ 24 meter, maka anda membutuhkan wall cladding transparan antara 7-10%.
Contoh perhitungan. Sebuah pabrik berukuran 24×60 meter, dengan tinggi kolom 8 meter. Dan sudut kemiringan kuda-kuda 15°. Sementara untuk dinding batu bata adalah 2 meter. Yang berarti tinggi untuk cladding hanya 6 meter. Maka luas keseluruhan cladding adalah 1.031,17m². Sehingga untuk cladding transparan adalah 7% x 1.031,7 = 72,60 m². Dan untuk wall cladding non transparan (solid) adalah 964,57 m².

B. Posisi Pemasangan Wall Cladding Transparan
Tahapan perencanaan rangka cladding juga erat hubungannya dengan posisi/ letak pemasangan. Berdasarkan contoh perhitungan sebelumnya, diketahui kebutuhan wall cladding untuk pabrik tersebut adalah 72,60 m². Serta misalkan bahan wall cladding transparan yang digunakan adalah  fiberglass gelombang 10, dengan lebar efektif 760 mm. Berarti jumlah lembar fiberglass yang dibutuhkan adalah 72,60 : 0,76 : 6 = 15,92  atau dibulatkan menjadi 16 lembar. Penting dipahami panjang per lembarnya adalah 6 meter.

Cara menempatkan 16 lembar fiberglass tersebut juga mudah. Caranya adalah menempatkan secara merata pada sekeliling cladding bangunan. Pada contoh perhitungan tadi, keliling bangunan pabrik adalah 160 meter. Berarti letak pemasangan fiberglass adalah setiap jarak 10 meter.

Tahap 4: Memilih Bahan Cladding Lengkap Dengan Ukuran
Tahapan perencanaan rangka cladding yang terakhir adalah menentukan jenis bahan serta ukuran-ukurannya. Pada tahap ke-3 telah menyelesaikan jenis bahan, ukuran bahkan kebutuhan lembar wall cladding transparan. Berikutnya yang tak kalah penting yaitu adalah bahan wall cladding non transparan serta rangka cladding.

1.Wall Cladding Non Transparan.
Bahan wall cladding non transaran untuk pabrik, pada umumnya menggunakan zincalume 0,35 mm. Dengan lebar efektif 760 mm. Kecuali untuk industri yang memproduksi barang-barang ber-asam, atau yang menandung kimia. Untuk itu sebaiknya memakai jenis alumunium. Jadi dalam hal ini tidak mempermasahakan 2 jenis wall cladding tersebut. Melainkan fokus pada type gelombang. Sehingga model cladding seluruhnya menjadi selaras.

2.Bahan Untuk Dudukan Rangka
Bahan dudukan/sepatu rangka cladding ada 2 macam, yaitu menggunakan pelat baja T=6 mm. Atau besi siku berukuran L50x50x5. Besi siku lebih tepat untuk rangka cladding, yang pemasangannya berada di luar kolom. Sementara pelat baja adalah untuk dudukan rangka cladding yang rata dengan kolom.

3.Material Untuk Rangka Cladding
Rangka cladding merupakan batang horizontal yang terpasang antara kolom yang satu dengan yang lain. Yang berguna sebagai wadah/tempat pemasangan wall cladding. Pada umumnya jenis bahan untuk rangka cladding adalah baja profil kanal C. Dan khusus untuk pabrik cukup dengan menggunakan CNP 125x50x20x2,3. Yang mana jarak pemasangan (S) antar rangka cladding adalah 1,20 meter. Sehingga baja kanal C untuk rangka cladding berjumlah 6 jalur.

4.Bahan Pengaku Antar Rangka
Satu-satunya komponen untuk pengaku rangka cladding adalah trekstang. Pemasangan trekstang pada cladding terdiri dari 2 jalur. Hal tersebut karena jarak antar kolom struktur 6 meter. Tetapi jika jarak antar kolom 8 meter, maka trekstang menjadi 3 jalur. Adapun jenis material untuk trekstang cladding yaitu menggunakan besi beton Ø12 mm.

5.Baut Mur Dan Sekrup Untuk Cladding
Sambungan untuk rangka cladding dengan kolom baja adalah menggunakan baut hitam Ø1/2”x1”. Dengan jumlah 4 buah, untuk setiap titik sambungan. Sementara pemasangan wall cladding transparan maupun non transparan memakai sekrup (driiling screw) ukuran 12×30 mm.

Berdasarkan penjelasan di atas, kesimpulan jenis-jenis material untuk cladding pabrik terdiri dari:
  • Wall cladding transparan memakai fiberglass gelombang 10, tebal 1,4 mm dan lebar efektif 760 mm.
  • Cladding non transparan menggunakan zincalume gelombang 0,35 mm, dengan lebar efektif 760 mm.
  • Dudukan rangka cladding memakai besi siku L 50x50x5, dengan panjang 200 mm.
  • Batang rangka cladding pakai baja profil kanal CNP 125x50x20x2,3.
  • Baut mur Ø1/2”x1” (hitam). Dan sekrup berukuran 12×30 mm.

Macam-Macam Type Dudukan Rangka Cladding Baja
Kolom baja tidak selalu hanya berfungsi sebagai komponen struktur bangunan. Tetapi sering memiliki fungsi ganda. Manakala dudukan rangka cladding anda pasang pada kolom baja. Berarti kolom tersebut menerima 2 macam beban sekaligus, yaitu dari rangka/bahan atap bangunan maupun dari cladding.

Type 1: Pemasangan Dudukan Rangka Pada Web Kolom WF
Gambar berikut adalah letak pemasangan dudukan cladding yang rata dengan kolom baja WF, serta berada pada web. Untuk posisi seperti ini, jenis bahan yang paling tepat untuk dudukan cladding adalah pelat baja T=6 mm. Besi siku bisa menjadi alternatif.
Dalam gambar juga tertera 2 pilihan bentuk pelat baja, yang berguna sebagai dudukan cladding saja. Atau yang satu lagi sekaligus sebagai stiffner kolom. Jika pelat baja hanya untuk dudukan rangka cladding maka bentuknya lebih menonjol ke luar. Sehingga pemasangan baut untuk rangka kanal C lebih mudah. Tetapi bila berfungsi sekaligus untuk stiffner, maka pelat dudukan rata dengan flange WF. Dengan demikian sambungan baut ada di dalam kolom WF. Silahkan anda perhatikan gambar type 1.

Type 2: Pemasangan Dudukan Pelat Baja Pada Flange Kolom WF
Pada kasus dimana pemasangan kolom baja WF sejajar dengan cladding. Sehingga pemasangan dudukan rangka cladding harus pada flange. Dari segi anggaran sepintas lebih hemat. Sebab material yang digunakan untuk dudukan cladding relatif lebih kecil. Namun ternyata ada tambahan bahan untuk connecting pada web kolom yang berguna sebagai wadah pemasangan wall cladding.
Kasus seperti ini tidak terjadi pada kolom struktur, melainkan kolom gebel (gable). Itu sebabnya pemasangan dudukan cladding wajib mengikuti tata letak kolom baja. Jadi satu-satunya kelebihan type 2 ini adalah pemasangan baut sangat mudah. Namun dari segi biaya belum tentu lebih efisien. Karena hal tersebut tergantung besar kecilnya dimensi kolom WF.

Type 3: Memasang Dudukan Rangka Pada Web & Flange WF
Hal yang menarik tentang pemasangan dudukan rangka cladding adalah type 3. Cara ini khusus untuk kolom WF yang berada pada sudut bangunan. Yang mana terjadi pertemuan cladding dari 2 arah yang berbeda. Sehingga pelat baja untuk dudukan cladding harus dipasang pada web sekaligus pada flange WF. Sementara itu tambahan connecting juga tetap ada. Oleh karena itu type 3 ini termasuk gabungan antara type 1 dan 2.

Tips Memasang Dudukan Cladding Pada Kolom Eksisting
Pemasangan dudukan rangka cladding seharunya bersamaan dengan pelaksanaan pabrikasi supaya kualitas pekerjaan konstruksi baja terjamin. Namun sering terjadi ada penambahan cladding pada bangunan yang jadi. Oleh karena itu wajib terlebih dahulu memasang dudukan cladding pada kolom eksisting. Penting dipahami kolom eksisting artinya kolom yang telah ada ada bangunan sebelumnya yang akan dimanfaatkan kembali untuk suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu istilah eksisting timbul karena adanya aktivitas renovasi.
Pelaksanaan pemasangan dudukan cladding pada kolom lama, harus dengan trik-trik khusus. Hal tersebut penting agar rangka dan wall cladding tidak roboh. Karena faktor utama yang menentukan kuat atau tidaknya cladding adalah dudukan rangka. 
Berikut tips jitu untuk pemasangan dudukan cladding pada kolom lama, yaitu:
  • Lakukan pengukuran ulang atau survey pada lokasi proyek. Untuk memastikan ukuran, jenis material serta tata letak kolom baja.
  • Konsultasikan dengan pemilik bangunan tentang pemasangan cladding. Apakah rata dengan kolom atau berada di luar.
  • Tentukan material yang akan digunakan untuk dudukan rangka cladding. Apakah menggunakan besi siku atau pelat baja.
  • Lakukan pengukuran pada seluruh kolom eksisting, terkait jarak serta posisi dudukan rangka cladding.
  • Lakukan pabriksi pada material dudukan cladding, sesuai dengan type-type yang dibutuhkan.
  • Pengecatan material wajib dilaksanakan sebelum pemasangan mulai,
  • Jauhkan benda-benda ketika mulai mengelas dudukan cladding pada kolom minimal radius 2 meter dari titik pengelasan baja.
  • Bersihkan kerak las yang menempel pada material. Dan kemudian lakukan pengecatan terhadap bekas las.
Dampak Pemasangan Cladding Baja Yang Tidak Benar
Pemasangan dudukan rangka cladding yang tidak benar, akan berpengaruh pada tampilan bangunan. Sekaligus pada kekuatan cladding itu sendiri. Berikut ini ciri-ciri pemasangan cladding yang berkualitas buruk, yaitu:
  • Dudukan rangka cladding lepas dari kolom baja,
  • Pemasangan baut tidak lengkap dan/atau tidak kencang,
  • Rangka cladding tidak lurus, melainkan melengkung ke bawah.
  • Warna cat rangka cladding tidak sama dengan konstruksi lama.
  • Pemasangan wall cladding tidak tegak lurus, akan tetapi miring.
  • Pertemuan antara wall cladding transparan dan non transparan tidak sempurna (nyisil).
  • Pertemuan cladding pada sudut bangunan miring atau tidak siku.
source:
https://arsitekta.com

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun