Beton Kekuatan Awal Tinggi atau High Early Strength Concrete Skip to main content

Beton Kekuatan Awal Tinggi atau High Early Strength Concrete

Beton mutu awal tinggi dapat dikembangkan dengan menggunakan beton biasa, bahan tambahan khusus, dan praktik beton tertentu. Beton mutu awal tinggi, yang juga disebut beton fast track, memperoleh kekuatan yang ditentukan pada usia dini dibandingkan dengan beton biasa.

Waktu di mana beton harus mencapai kekuatan yang ditentukan berkisar dari beberapa jam hingga beberapa hari. Beton berkekuatan awal tinggi digunakan untuk metode penggunaan kembali bekisting dalam waktu singkat, beton pracetak untuk produksi elemen yang cepat, konstruksi cor di tempat dalam waktu singkat, konstruksi di cuaca dingin, perbaikan cepat pada perkerasan untuk mengurangi waktu henti lalu lintas, dan jalur cepat paving.

Pembuatan Beton Kekuatan Awal Tinggi
Kekuatan awal yang tinggi dapat dicapai dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari strategi dibawah. Pemilihan strategi produksi kekuatan awal tinggi berdasarkan waktu dimana beton harus mendapatkan kekuatan yang ditentukan:

1. Semen Portland Tipe III
Semen tipe III atau semen high early strength adalah jenis semen Portland yang bereaksi lebih cepat daripada semen konvensional atau semen Tipe I. Semen kekuatan awal tinggi mencapai sekitar tujuh puluh persen dari kekuatan 28 hari dalam tiga hari. Set awal beton yang dibuat dengan semen Tipe III dalam waktu 45 menit, dan set terakhir sekitar 6 jam.

Kekuatan Semen Portland Tipe III dalam 7 hari

2. Kandungan Semen Tinggi
Peningkatan kandungan semen (400 sampai 600 kg/m3) adalah cara lain untuk menghasilkan beton mutu awal yang tinggi.

3. Rasio Air dan Semen yang Rendah
Pengurangan rasio air untuk bahan beton mulai 0,20 hingga 0,45 dari total massa dapat menghasilkan beton dengan kekuatan awal tinggi. Rasio bahan air terhadap semen sebesar 0,32 hingga 0,42 telah digunakan untuk menghasilkan beton mutu awal tinggi, sedangkan penggunaan w/c sebesar 0,20 dapat menghasilkan beton mutu awal sangat tinggi.

4. Temperatur Beton Baru yang Lebih Tinggi
Hidrasi semen meningkat dengan meningkatnya suhu beton segar. Jadi, peningkatan suhu beton yang baru dicampur akan meningkatkan proses pengembangan kekuatan pada beton, dan karenanya diperoleh beton dengan kekuatan awal yang tinggi.

5. Campuran Kimia
Bahan tambahan untuk percepatan tersedia untuk menghasilkan beton mutu awal tinggi. Kalsium klorida, yang distandarisasi oleh ASTM D 98 adalah contoh campuran percepatan yang digunakan untuk menghasilkan beton mutu awal yang tinggi. Admixture yang dapat meningkatkan laju hidrasi beton dan pengembangan kekuatan awal beton.

6. Bahan Semen Tambahan
Penggunaan bahan tambahan semen dalam beton dapat menghasilkan beton mutu awal yang tinggi. Kombinasi terak tanur sembur berbutir tanah dan suhu perawatan yang lebih tinggi mengarah pada peningkatan pengembangan kekuatan awal beton yang tinggi.

7. Steam atau Autoclave Curing
Perawatan uap atau autoklaf adalah cara yang efektif untuk proses produksi beton berkekuatan awal tinggi. Kuat tekan beton yang dicapai dalam autoklaf dalam 24 jam setara dengan kuat tekan beton yang dapat dicapai dalam 28 hari dalam kondisi perawatan normal.
Beton di bawah perawatan autoklaf memiliki ketahanan sulfat yang lebih baik, dan susut pengeringan yang lebih rendah dibandingkan dengan beton di bawah kondisi perawatan normal, selain menghilangkan kemekaran.

8. Isolasi untuk Mempertahankan Panas Hidrasi
Penggunaan insulasi untuk menahan panas pada beton segar adalah teknik lain untuk menghasilkan beton mutu awal yang tinggi.

Proses Monitoring pada Produksi High Early Strength Concrete 
Pemantauan dalam perolehan kekuatan awal beton di lapangan merupakan tugas penting untuk keberhasilan pekerjaan konstruksi seperti memulai langkah penopang dan penyokong kritis yang diperlukan selama konstruksi gedung bertingkat dan pemindahan bekisting.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk memantau atau mengukur perolehan kekuatan awal beton di lapangan. Misalnya, uji tekan untuk silinder curried lapangan, kematangan beton, silinder cured lapangan yang menempel pada cetakan, ketahanan penetrasi, dan uji cabut.

Masing-masing metode atau kombinasinya menghasilkan data kuat tekan yang dibutuhkan di lapangan untuk mengontrol waktu penggunaan bekisting dan pemindahan bekisting.

1. Field-Cured Cylinders
Dalam metode ini, silinder dicor di lapangan berdasarkan standar ASTM C31/C31 M, dan dirawat di bawah kondisi yang sama (suhu dan kelembaban) seperti beton yang diwakilinya. Silinder ini diuji di laboratorium sesuai dengan standar ASTM C39/C39M pada usia yang ditentukan untuk mengevaluasi kuat tekan beton.

2. Field-Cured Cylinders terpasang di lapangan
Cara lain untuk mengukur kekuatan beton secara dini adalah dengan menggunakan cetakan silinder khusus yang ditempelkan pada cetakan di lapangan. Pengujian ini dilakukan sesuai dengan Metode Uji Standar Kuat Tekan Silinder Beton yang Dicor di Tempat dalam Cetakan Silinder (ASTM C873/C873M) yang dibatasi untuk digunakan pada pelat di mana kedalaman beton antara 125 hingga 300 mm.
Ketinggian cetakan sama dengan ketebalan pelat. Spesimen dicor dan dirawat dengan kondisi yang sama seperti pelat beton. Sampel dikeluarkan dari cetakannya pada waktu yang ditentukan dan kemudian diuji untuk memperkirakan kuat tekan beton. Teknik ini menentukan daya dukung slab dan karenanya waktu untuk menghilangkan strip.

3. Kematangan Beton
Hasil uji kematangan beton dapat dikorelasikan untuk mengevaluasi kuat tekan beton. Korelasi ini harus ditetapkan pada awalnya untuk campuran beton spesifik yang direncanakan untuk digunakan pada proyek dengan menguji silinder kuat tekan pada berbagai tahap kematangan.
Jika kematangan diketahui dan kurva korelasi untuk campuran khusus proyek ditetapkan, maka kekuatan beton dapat ditentukan. Uji maturitas dilakukan berdasarkan spesifikasi ASTM C 1074.

4. Tes Penarikan
Hasil uji cabut dapat digunakan untuk mengevaluasi kuat tekan beton di lapangan. Tetapi korelasi antara kuat tekan dan nilai penarikan untuk campuran beton spesifik yang direncanakan untuk digunakan pada proyek dengan menguji silinder dan benda uji tarik pada berbagai usia perlu dikembangkan terlebih dahulu. Uji penarikan dapat dilakukan sesuai dengan ASTM C 900.

5. Resistensi Penetrasi
Serupa dengan uji kematangan dan uji cabut beton, uji ketahanan penetrasi beton yang diperkeras dapat digunakan untuk memperkirakan kuat tekan beton di lapangan. Untuk dapat menggunakan teknik ini, pengembangan korelasi antara kuat tekan benda uji laboratorium dan nilai penetrasi pada berbagai umur untuk semua campuran beton yang direncanakan untuk digunakan pada proyek adalah suatu keharusan.
Kemudian, hasil tahanan penetrasi dapat diubah menjadi kekuatan beton dengan mudah. Resistansi penetrasi diukur sesuai dengan ASTM C803/C803M.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun