Shotcrete / Beton Tembak Skip to main content

Shotcrete / Beton Tembak

Menurut ACI 506R, "shotcrete adalah beton atau mortar yang dibawa melalui selang dan diproyeksikan secara pneumatik dengan kecepatan tinggi ke permukaan". Cara ini banyak digunakan dalam aplikasi konstruksi dan perbaikan karena efektivitas biaya, keberlanjutan, dan kemampuan beradaptasinya.
Proses shotcrete cocok di area konstruksi terbatas, ketika bekisting mahal, atau dalam kasus ketika ketebalan variabel atau lapisan tipis diperlukan. Penerapan shotcrete membutuhkan koordinasi yang baik antara kontraktor, insinyur, pemasok material, dan arsitek.
Shotcrete meningkatkan kecepatan konstruksi yang membantu dalam menyelesaikan proyek tepat waktu. Meskipun sifat keras shotcrete mirip dengan beton cor di tempat tradisional, proses penempatan shotcrete memberikan keuntungan ekstra, misalnya, pengembangan kekuatan awal dan ikatan yang luar biasa dengan hampir semua substrat.

Penemu Metode Shotcrete
Metode shotcrete merupakan pengaplikasian mesin semprot beton pada permukaan dinding bangunan. Cara ini ditemukan oleh Carl Ethan Akeley di tahun 1910. Pengaplikasian beton sangat berbeda dibandingkan teknik sebelumnya. Biasanya, instalasi beton dilakukan dengan cara penuangan. Namun, teknik shotcrete memanfaatkan adukan beton ke dalam alat atau mesin penyemprot dan penembakannya dilakukan dengan kecepatan tinggi. Adukan beton yang memiliki kecenderungan kering biasa digunakan sehingga beton dapat menyanngga beban. Selain itu, pengaplikasiannya dilakukan secara vertikal.

Perbedaan Shotcrete dengan Beton Normal
Metoda shotcrete mempunyai prospek yang baik mengingat banyaknya proyek konstruksi yang akan dibangun dengan mengingat kondisi topografi Indonesia yang bergunung-gunung. Perbedaan shotcrete dengan beton normal dapat dilihat dari 3 hal :
  • Ukuran agregat maksimum yang digunakan.
  • Proses pelaksanaan nya
  • Campuran dari shotcrete bisa kering atau basah.
Perbedaan Shotcrete dengan Gunite
Secara terminologi dapat dijelaskan Gunite sebagai mortar yang disemprotkan sementara Shotcrete sebagai beton yang disemprotkan. Gunite adalah campuran antara semen dengan partikel/aggregat ukuran diameter yang dibatasi sampai 8mm. Sedangkan untuk Shotcrete penggunaan maksimum diameter aggregat adalah 16 mm. Namun, dalam 10 tahun terakhir ada kecenderungan untuk membatasi maksimal ukuran agregat sampai 10 mm.

Aplikasi Shotcrete Pada Bangunan
1. Perbaikan dan Pemulihan
Shotcrete adalah teknik untuk memperbaiki dan memulihkan struktur beton, baja, atau kayu yang rusak. Meskipun cukup ekonomis untuk memperbaiki balok dengan kedalaman variabel, kap, kolom, abutment, dinding sayap, dan dek bawah, namun mungkin akan menjadi mahal bila digunakan untuk memperbaiki dek jembatan dengan ketebalan penuh.
Selain itu, shotcrete digunakan untuk memperbaiki kerusakan akibat kebakaran dan gempa, memperkuat dinding, dan membungkus struktur baja untuk tahan api.
Contoh kasus adalah perbaikan di dermaga Pulau Galveston, dan jembatan bukit Blaine adalah beberapa struktur di Amerika Serikat yang telah diperbaiki menggunakan teknologi shotcrete.

Perbaikan Struktur di Galveston Island Pleasure Pier

Perbaikan Jembatan di Blaine Hill Viaduct

2. Ground Support
Kombinasi antara berbagai perkuatan dan jangkar, shotcrete secara efektif menstabilkan penggalian tanah dan batuan dan mendukung tanah selama penambangan dan pembuatan terowongan. Teknik shotcrete lebih unggul daripada sistem pendukung tanah seperti penopang kayu dan baja tradisional. Cara ini menawarkan dukungan tanah awal setelah penggalian atau peledakan.
Shotcrete memberikan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan profil tanah yang tidak teratur secara alami tanpa bekisting. Cara ini telah berhasil digunakan dalam pengembangan terowongan melalui tanah yang berubah, tanpa kohesi, dan gembur. Shotcrete juga dapat digunakan sebagai lapisan akhir untuk struktur bawah tanah.
Shotcrete digunakan untuk membangun barikade backfill karena mengurangi tenaga kerja, mengurangi waktu siklus, dan meningkatkan retensi air

3. Pembangunan Kolam Renang, Fitur Air, dan Taman Skate
Penerapan shotcrete dapat digunakan untuk kolam renang dan taman skate dengan banyak kurva. Fleksibilitas penempatan beton yang disediakan oleh shotcrete memungkinkan pemilik untuk membangun kolam berbentuk unik. Kolam Shotcrete ekonomis, kedap air, tahan lama, dan menarik secara estetika.

4. Tank dan Kubah
Shotcrete digunakan untuk membangun tangki kedap air, ekonomis, dan tahan lama dengan berbagai ukuran untuk menyimpan berbagai cairan, termasuk air dingin, limbah industri, dan air limbah. Cara ini juga telah digunakan untuk membangun kubah mulai dari tempat penampungan kecil hingga kapal besar yang membentang 60 m.
Pembangunan Konstruksi Tangki di Qatar Menggunakan Shotcrete

Aplikasi Shotcrete pada Pembangunan Dome

5. Bangunan Arsitektur dan Lanskap
Shotcrete telah digunakan untuk banyak aplikasi arsitektur seperti struktur bangunan yang rumit, lanskap, dan zooscape. Cara ini mampu memenuhi kebutuhan konstruksi arsitek, desainer, dan kontraktor. Cara ini dapat dengan mudah digunakan untuk membangun kurva yang berbeda dengan ketebalan yang bervariasi seperti yang diperlukan dalam konstruksi bangunan arsitektur dan lanskap.

4. Refractory Tahan Api
Shotcrete telah digunakan untuk memperbaiki dan menempatkan lapisan baru di fasilitas pembakaran dan peleburan industri. Beberapa contohnya adalah pelapisan ulang tanur tinggi, fasilitas pengecoran, dan pabrik produksi minyak dan semen. Teknik shotcrete memungkinkan untuk instalasi baru selama downtime.

Kelebihan dari Shotcrete
  • Hemat bekisting hingga 50-100% dibandingkan dengan konstruksi cor di tempat tradisional.
  • Bekisting tidak perlu dirancang untuk tekanan internal.
  • Bentuk kompleks dapat diaplikasikan tanpa membutuhkan bekisting.
  • Mengurangi atau menghilangkan kebutuhan akan crane dan peralatan lainnya.
  • Meningkatkan kecepatan konstruksi baru sebesar 33-50%.
  • Menghilangkan waktu henti.
  • Menunjukkan karakteristik ikatan yang sangat baik dengan substrat yang ada dan selanjutnya meningkatkan daya tahan.
  • Cocok untuk memperbaiki permukaan yang tidak hemat biaya dengan proses perbaikan lainnya.
  • Mampu mengakses area terlarang seperti di atas dan di bawah tanah.
Kelemahan dari Shotcrete:
  • Penggunaan sistem ini masih baru di Indonesia. Sistem pengerjaan maupun alat dalam tahap pengembangan untuk berbagai keperluan konstruksi.
  • Pengembangan metode shotcrete perlu disosialisasikan. Terutama berkaitan dengan jenis produk dan kemampuan cara atau tekniknya.
  • Metode shotcrete masih masih diragukan hasilnya. Maka dari itu, sebagai langkah antisipasi dapat disempurnakan dengan menggunakan metode konvensional.
  • Penerapan shotcrete masih belum ada tata cara analisis dengan menggunakan pedoman resmi. Selain itu, perencanaan dan tingkat kendala khusus dalam pengerjaan shotcrete masih pelu dipertimbangkan.
Mix Design Beton Shotcrete
Adukan beton yang dimasukkan ke dalam alat shotcrete merupakan mix design beton yang sama dengan adukan beton pada umumnya. Definisi beton semakin berkembang dengan penggunaan bahan dari beragam jenis. Beberapa diantaranya meliputi, beragam jenis semen, abu terbang, sulfur, serat dan lain sebagainya. Namun terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan beton untuk shotcrete :
  • Perbandingan bahan-bahan material yang digunakan
  • Penggunaan teknik perancanangan yang dipakai
  • Cara dan teknik perawatan adukan beton
  • Kondisi saat dilakukan pengecoran
  • Bahan material yang digunakan untuk membuat adukan beton terdiri atas agregat, fly ash, air dan semen.
  • Penggunaan fly ash sebagai bahan material tambahan.
Metode Shotcrete
Shotcretedibagi menjadi dua metode, yaitu :
a. Wet Shotcrete
salah satu system shotcrete dimana pencampuran semen, pasir, dan air dilakukan sebelum masuk ke pompa atau mesin, dan ditambahkan tekanan angin dari compressor untuk memberikan kecepatan tinggi untuk penempatan material pada permukaan sasaran.
b. Dry Shotcrete
dimana material pasir dan semen tercampur dalam kondisi kering, kemudian masuk kedalam mesin. Dengan bantuan tekanan compresor material keluar lewat Nozzle dan baru tercampur air.



source: 
https://theconstructor.org/building/applications-shotcrete/563076/
https://bestsupportunderground.com/what-is-shotcrete/?lang=en

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj...

Base Course dan Sub Base Pada Perkerasan Jalan

Basecourse  adalah material urug yang paling baik untuk pekerjaan pengurugan baik itu jalan maupun bangunan. Karena dihasilkan dari batuan alam/batu gunung yang dihancurkan oleh mesin pemecah Batu / stone crusher, umum nya Basecourse/Beskos Terdiri dari Agregat/Batu Split (Batu Agregate Type 1/2, 2/3, 3/5), Batu Screening( Batuan ukuran 5-10 m ), dan Abu Batu. Gambar diatas adalah lapisan dalam konstruksi perkerasan tanpa mortar: A. Subgrade B. Subbase C. Base course D. Paver base as binder course E. Pavers as wearing course F. Fine-grained sand Perbedaan Base Course dan Subbase Course Dalam struktur perkerasan jalan dikenal beberapa lapisan, dua di antaranya adalah base course dan subbase course. Ini penjelasan lengkapnya terjadi dalam bentuk tabel di bawah: a. Definisi - Base course adalah lapisan perkerasan jalan yang disebut juga lapis pondasi atas, letaknya di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan jalan. - Subbase Course adalah lapisan perkerasan perkerasan jalan ya...

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk p...

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang me...

Struktur Baja (part 2) Komponen Struktur Baja Beserta Kegunaannya

Struktur baja kini umum digunakan dalam konstruksi modern. Pasalnya, struktur baja lebih kaku jika dibandingkan dengan struktur beton atau kayu. Penggunaan struktur baja meliputi banyak bangunan, di antara jembatan, menara, terminal, dan pabrik industri  Bahan utama untuk membuat struktur baja adalah besi dan karbon. Selain itu, terdapat pula mangan, logam campuran, dan beberapa zat kimia lainnya untuk menambah kekuatan dan ketahanannya. Berikut, jenis-jenis komponen struktur baja yang harus diperhatikan untuk membuat struktur baja: 1. Angkur (Anchor) Angkur (anchor bolt) adalah baut berbahan baja yang digunakan sebagai medium untuk memindahkan beban dari bagian struktur bangunan atau non struktur ke beton. Ketika digunakan, anchor bolt akan ditanamkan pada beton yang menjadi dasar konstruksi. Nantinya, bagian struktur bangunan atau non struktur akan dikaitkan pada kuncian dari baut berukuran besar ini. Setelah terkunci, beban akan berpindah ke bagian beton. Komponen angkur terbuat...

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,...

Struktur Rangka Bracing (Braced Frame Structure)

(lanjutan dari Sistem Struktur Bangunan Bertingkat Tinggi) Rangka bracing adalah sistem struktur yang mencegah goyangan samping yang berlebihan akibat pengaruh beban lateral dengan memberikan elemen struktur baja diagonal (untuk struktur baja) atau dinding/inti geser (untuk struktur beton bertulang). Oleh karena itu, rangka bresing adalah solusi struktural yang efektif untuk menahan beban lateral akibat angin atau gempa pada bangunan dan struktur teknik sipil. Akibatnya, didapatkan stabilitas lateral yang dibutuhkan dalam struktur. Komponen struktur penstabil dalam rangka bresing biasanya terbuat dari baja struktural, yang dapat sangat efektif dalam menahan gaya tarik dan tekan. Sebagian besar rangka bresing bertingkat dirancang sebagai 'konstruksi sederhana', dengan sambungan pin nominal antara balok dan kolom. Ketahanan gaya horizontal bangunan dalam konstruksi sederhana disediakan oleh sistem bresing atau inti dalam analisis global. Akibatnya, balok dirancang untuk ditumpu s...