Balok Kantilever Skip to main content

Balok Kantilever

Balok Kantilever adalah komponen struktur kaku di mana salah satu ujungnya terkunci dan ujung lainnya bebas dan dapat dibuat dari baja, beton, dan material komposit. Balok kantilever mentransfer beban ke tumpuan dan dapat mengatur gaya momen dan gaya geser. Gaya geser berarti tegangan yang diterapkan sejajar dengan material dan gaya momen dicirikan sebagai gaya untuk memutar atau memutar benda. Kantilever dapat dibangun dengan menggunakan truss atau pelat slab.
Konstruksi kantilever memungkinkan struktur yang menggantung tanpa tiang penyangga atau penguat eksternal, sangat kontras dengan konstruksi yang memiliki tiang-tiang penyangga di kedua ujungnya dengan beban yang terdapat di antara tiang-tiang penyangganya, seperti tiang-tiang penyangga balok pada sistem tiang dan ambang

Fungsi dati kantilever dapat dipahami dengan berdasarkan jenis komponen dan bahan. Dari komponen serta jenis bahan, dengan sendirinya kita dapat mengenali fungsi kantilever.
  1. Jika kantilever memiliki balok konstruksi (balok kantilever). Berarti kantilever tersebut merupakan elemen struktur. Dan berfungsi untuk menerima beban yang berat.
  2. Namun sebaliknya bila kantilever tidak menggunakan balok, berarti tujuannya bukan untuk menerima beban.
Penerapan Balok Kantilever
Balok kantilever berlaku dalam pada kasus berikut,
  • Konstruksi Gedung.
  • Membangun jembatan kantilever.
  • Untuk proyek Atap yang menjorok seperti Atap stadion, Shelter.
  • Untuk membuat furnitur, rak.
Dalam konstruksi bangunan, ada berbagai aplikasi balok kantilever seperti atap, landasan pacu, galeri, derek perjalanan, di atas bagian bangunan juga digunakan sebagai rak, aula besar, gudang senjata, gudang matahari, gedung pameran. Bentang besar kebanyakan menggunakan konstruksi kantilever.

Keuntungan dari Cantilever Beam
  • Balok kantilver cukup mudah dibuat (tidak mudah namun masih memungkinkan).
  • Hanya satu penyangga sisi yang diperlukan dan penyangga di sisi yang berlawanan tidak diperlukan karena merupakan ujung bebas.
  • Ini menciptakan momen lentur negatif yang membantu melawan momen lentur positif.
  • Rentang balok bisa lebih dari balok sederhana karena balok dapat ditambahkan ke lengan kantilever.
  • Ini lebih kaku dibandingkan dengan jenis balok lainnya karena kedalamannya (tinggi balok).
  • Bentang balok dapat lebih panjang dari balok sederhana karena balok dapat ditambahkan ke penyangga kantilever.
  • Balok ini mudah untuk mempertahankan gerakan tanah dan ekspansi termal.

Kekurangan Cantilever Beam
  • Pada balok kantilever terjadi defleksi yang besar.
  • Dalam balok ini, ketika balok dibebani di salah satu ujungnya, maka momen tinggi dihasilkan di ujung tetap dan jika lebih banyak beban diterapkan, maka balok itu bisa putus bebas dari tumpuan.
  • Kedalaman balok kantilever tinggi sehingga membutuhkan material yang lebih banyak.
  • Untuk mengurangi berat pada infrastruktur digunakan konstruksi rangka.
Balok Kantilever Pada Beban Tunggal di Ujung

Gaya Reaksi Maksimum pada ujung tetap dapat dievaluasi dengan cara:
RA = F

Di mana,
RA = gaya reaksi
F = gaya aksi tunggal

Momen Maksimum dapat dihasilkan pada ujung tetap dan dapat diturunkan sebagai,
M maks = MA
              = – FL

Di mana,
MA = momen maksimum di A
L = panjang balok (m, mm, in)

Balok Kantilever Pada Beban Menengah
Gaya reaksi maksimum pada ujung tetap dapat dinyatakan sebagai
RA = F

Di mana,
RA = gaya reaksi dalam A
F = gaya aksi tunggal di B

Momen maksimum pada ujung tetap dapat dinyatakan sebagai,
Mmaks = MA
            = -Fa

Di mana,
MA = momen maksimum di A
a = panjang antara A dan B

Balok Kantilever Pada Beban Terdistribusi Seragam
Reaksi Maksimum pada ujung tetap dapat dinyatakan sebagai,
RA = q L

Di mana,
RA = gaya reaksi dalam A
q = beban terdistribusi seragam
L = panjang balok kantilever

Momen Maksimum pada ujung tetap dapat dinyatakan sebagai
MA = – q L2 / 2

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun