Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bangunan dan Penyusunannya Skip to main content

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bangunan dan Penyusunannya

Cost planning atau RAB (Rencana Anggaran Biaya) merupakan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan pembangunan atau proyek konstruksi. Biaya total yang dibutuhkan sampai proyek tersebut selesai dapat diperkirakan dari awal. RAB sangat diperlukan sebagai acuan dalam pengerjaan proyek konstruksi agar pembangunan berjalan lancar. Maka dari itu, perlu dilakukan dengan rinci dan jelas untuk memastikan dana dan bujet digunakan secara tepat. Konsep ini juga bisa digunakan untuk menggambarkan spesifikasi pekerjaan, peralatan kerja, dan tenaga kerja yang dilibatkan. Digunakan sebagai titik penentu harga awal, jika rumah ingin dijual kembali.

Fungsi RAB
RAB memiliki fungsi yang penting dalam proses mendirikan sebuah bangunan. Penyusunan RAB yang tepat dapat membantu berjalannya sebuah proyek dengan lebih efektif. Setidaknya ada empat fungsi RAB antara lain:
a. Menghitung biaya keseluruhan
Dalam RAB, seluruh pengeluaran akan tercatat secara rinci. Jadi biaya untuk material, upah pekerja, peralatan, dan biaya lainnya yang dibutuhkan dalam proses pendirian bangunan ditulis dengan lengkap dan detail.
b. Mendata material yang dibutuhkan
Dalam setiap elemen pengerjaan proyek konstruksi, kebutuhan materialnya akan tercatat dalam RAB secara detail. Karena itu, diperlukan ketelitian dan penghitungan yang benar. Kesalahan dalam menghitung dapat berakibat pada terhambatnya pekerjaan.
c. Dasar penentuan kontraktor
Pembuatan RAB yang benar dapat membantu dalam menentukan jasa kontraktor yang tepat. RAB dapat menunjukkan ukuran proyek yang akan dikerjakan dan kontraktor dengan keahlian apa yang dibutuhkan.
d. Menentukan perlatan yang diperlukan
Menjalankan sebuah proyek tentunya membutuhkan perlatan yang tepat. Untuk memastikan pekerjaan berjalan dengan lancar, RAB dapat membantu menentukan peralatan apa saja yang diperlukan selama proyek pembangunan berjalan.

Jenis RAB
Pada dasarnya, jenis RAB yang dikenal ada dua, yaitu RAB umum dan RAB untuk konstruksi. RAB umum biasanya digunakan untuk menghitung anggaran dalam kegiatan usaha, seperti penyediaan peralatan baru, perluasan tempata usaha, atau peningkatan kapasitas mesin produksi. RAB untuk keperluan proyek konstruksi tentunya digunakan dalam berbagai proyek untuk mendirikan bangunan, baik hunian maupun bangunan komersil. RAB proyek konstruksi terbagi menjadi:
  • RAB taksiran: Jenis RAB ini dibuat oleh pemilik proyek konstruksi untuk memberikan gambaran biaya mengenai ide atau rencana konstruksi yang akan dijalankan.
  • RAB detail: Kontraktor biasanya menjadi penanggungjawab dalam pembuatan RAB ini. Rancangan RAB yang dibuat akan mengikuti desain yang telah dibuat oleh konsultan perencana proyek.
  • RAB pendahuluan: Setelah membuat desain awal, seorang konsultan perencana akan membuat RAB pendahuluan secara cermat dan terperinci.
  • RAB sesungguhnya: RAB ini tercatat dalam kontrak dan menjadi anggaran terakhir sebelum proyek konstruksi mulai berjalan.
Komponen RAB
Karena harus disusun secara rinci, contoh RAB Bangunan rumah yang benar harus meliputi beberapa komponen penting. Mulai dari spesifikasi pekerjaan hingga harga keseluruhan. Untuk lebih lengkapnya, berikut ini komponen-komponen penting yang harus ada ketika membuat RAB bangunan rumah.
1. Spesifikasi pekerjaan
RAB bangunan harus mencantumkan spesifikasi pekerjaan yang dilakukan, mulai dari yang ringan hingga berat. Misalnya penggalian, pengurukan hingga elemen-elemen pengerjaan fisik bangunan.
2. Volume pekerjaan
Setiap komponen pembangunan yang digunakan harus memiliki ukuran yang jelas. Maka dari itu, satuan dalam pengukuran sebuah objek harus dituliskan. Misalnya unit, meter persegi, liter dan sebagainya.
3. Satuan unit
Selain satuan volume pekerjaan, dalam contoh RAB bangunan rumah juga harus terdapat satuan unit bahan bangunan.
4. Material
Dalam penyusunannya, daftar material bangunan harus dituliskan secara rinci tanpa ada yang terlewatkan sekaligus dengan keterangan harga atau total biaya material.
5. Upah Pekerjaan
Selain total biaya material, biaya untuk tenaga kerja juga harus terinci dengan baik. Penetapan biaya tenaga kerja biasanya berdasarkan kondisi dan situasi tertentu.
6. Harga total
Proses akhir adalah menjumlahkan total biaya keseluruhan proses pembangunan dari komponen-komponen di atas.

Tahap dan Proses Penyusunan RAB
Tahap dan Proses dalam membuat RAB Rumah atau Gedung adalah sebagai berikut:
1.  Baca, pelajari, dan pahami gambar
Pelajari dulu dengan cermat dan teliti semua gambar rencana (bestek) yang ada, termasuk detail gambarnya.

2.  Gunakan Aplikasi Ms-Excel, 
Buat File Excel baru, misalnya: RAB Rumah 1 Unit.xlsx.
Pada Sheet1 buat tabel kolom No., Uraian Pekerjaan, Satuan, dst. Lalu buat Uraian Pekerjaan yang akan dilakukan dalam Pembangunan Rumah tersebut (dengan lengkap), berdasarkan gambar rencana (bestek). Kemudian rename Sheet1 tsb. menjadi sheet Uraian Pekerjaan, agar penyajian file excel lebih informatif.
Uraian Pekerjaan

3.  Hitung volume semua item uraian pekerjaan 
Perhitungan volume item pekerjaan bisa dengan 2 cara, yaitu:
  • Dengan cara Manual, lalu masukkan data hasil perhitungan pada kolom VOLUME [VOL].
  • Dengan langsung menghitung volume pada file excel, pada masing - masing range pekerjaan pada kolom VOLUME [VOL].
Volume pada Uraian Pekerjaan 

4.  Buat daftar harga satuan bahan dan upah 
Cara membuat daftar harga adalah sebagai berikut:
  1. Buka Sheet2, lalu Rename Sheet2 tsb. menjadi sheet Harga Bahan dan Upah.
  2. Pada sheet Harga Bahan dan Upah, buat tabel Harga Bahan dan Upah, dibuat sesuai dengan Analisa Bahan dan Upah yang akan dibuat nantinya.
Harga Bahan dan Upah

5.  Buat Perhitungan Analisa Harga Satuan Bahan dan Upah
Cara membuat analisa sebagai berikut:
  1. Buka Sheet3, lalu Rename Sheet3 tsb. menjadi sheet Analisa Bahan dan Upah.
  2. Pada sheet Analisa Bahan dan Upah, buat Analisa Satuan Bahan dan Upah sesuai dengan Uraian Pekerjaan yang ada.
  3. Lakukan copy - paste dari Analisa yang telah dibuat BSN pada situs ini atau bisa buat analisa versi sendiri. Pekerjaan Ls (lumpsum atau taksir) tidak perlu dibuat analisanya.
  4. Input data Harga Satuan Bahan dan Harga Satuan Upah dari sheet Harga Bahan dan Upah pada sheet Analisa Bahan dan Upah dengan meng-link nilainya.
Note: Tidak semua koefisien yang ada pada analisa sesuai dengan real cost di lapangan. Untuk mendapatkan analisa yang real cost atau sesuai dengan fakta di lapangan, terkadang harus dilakukan revisi pada koefisien - koefisien tersebut. 
Analisa Bahan dan Upah

6.  Input Data dari sheet Harga Analisa Bahan dan Upah 
Input Data dari sheet Harga Analisa Bahan dan Upah  pada sheet Uraian Pekerjaan dengan melakukan link.
Harga Analisa pada Uraian Pekerjaan

7.  Lakukan Perhitungan untuk Mendapatkan Jumlah Harga
Nilai JUMLAH HARGA [Rp.] adalah hasil perkalian data kolom VOLUME [VOL.] dengan data kolom HARGA SAT. [Rp.].
Nilai JUMLAH HARGA [Rp.] pada Uraian Pekerjaan

8.  Buat Rekapitulasi Total Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Cara merekapnya sebagai berikut:
  1. Buka sheet baru atau Sheet4 (jika blom ada Sheet4, klik tombol Insert Worksheet supaya ada), lalu Rename Sheet4 tsb. menjadi sheet Rekapitulasi RAB.
  2. Pada sheet Rekapitulasi RAB, buat judul uraian pekerjaan yang ada saja (yaitu poin A s/d I). Lalu input data pada JUMLAH HARGA [Rp.] ke dalam sheet Rekapitulasi RAB dengan cara melakukan link nilainya.
(source: proyeksipil.blogspot.com)

9. Tahap penyusunan RAB telah selesai
Untuk mempermudah memahami prosesnya, dapat mendownload filenya di sini.

Comments

  1. Monitoring proyek adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari hasil yang sudah ditetapkan secara terstruktur dan berkelanjutan mengenai proyek yang sedang berjalan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun