Jenis Clamp / Klem dan Penggunaannya (Part 4) Skip to main content

Jenis Clamp / Klem dan Penggunaannya (Part 4)


29. Picture Frame Clamp / Penjepit Bingkai Gambar
Penjepit bingkai foto terdiri dari empat penjepit mitre yang disatukan untuk memberi ruang bagi bingkai foto persegi atau persegi panjang. Ujung yang disematkan membuat bingkai menyatu dengan baik, dan disatukan dengan clamp. Ada berbagai desain untuk jenis penjepit ini, tetapi yang paling populer adalah sekrup tengah yang digunakan untuk menjepit dan menyesuaikan potongan bingkai. Clamp ini cocok digunakan dalam pembuatan atau pembuatan bingkai foto.

30. Pinch Dog
Pinch Dog adalah jenis penjepit kecil, berbentuk seperti jembatan persegi, dengan ujung runcing. Clamp ini digunakan ketika memiliki dua potong kayu yang baru direkatkan, memalu dengan penjepit untuk menahan kayu di tempatnya sementara lem mengering. Ujung yang meruncing memastikan bahwa kayu dijepit erat bersama-sama dan selanjutnya pinch dog dipalu, menghasilkan garis lem yang kuat dan bersih. Jenis penjepit ini lurus dan berbentuk seperti stable. Pinch dog sebagian besar digunakan dalam aplikasi pengerjaan kayu.

31. Power or Pneumatic Clamp / Klem Listrik
Power Clamp memberikan banyak tenaga dan kekuatan dalam satu gerakan cepat. Clamp ini sifatnya otomatis, diatur pada pengatur waktu untuk menjepit dan melepaskan penjepit pada waktu tertentu. Clamp ini sangat kuat, meskipun sangat ringan dan mudah digunakan. Power clamp digunakan dalam industri otomotif untuk meningkatkan produktivitas. Power clamp juga digunakan di jalur perakitan dan di industri manufaktur karena menghemat waktu dengan dioperasikan secara otomatis dan meminimalkan intervensi manual.

32. Quick Grip
Quick grip dapat dioperasikan hanya dengan satu tangan karena hanya memiliki satu pegangan, tetapi menawarkan tekanan yang dapat disesuaikan sehingga mudah dioperasikan. Jenis penjepit ini ideal untuk bahan dan potongan tipis karena rahangnya tidak saling berdekatan. Quick grip tidak bisa menyatukan benda-benda tebal karena keterbatasan bukaan.

33. Quick Action Clamp
Klem ini dirancang untuk digunakan dengan satu tangan, menjadikannya kuat dan kuat namun mudah digunakan. Fitur ini memudahkan untuk memegang penjepit, serta barang yang perlu dijepit. Clamp ini terdapat tombol pelepas cepat yang dapat diaktifkan dengan satu jari, memungkinkan gerakan ekstra cepat. Sebagian besar pabrikan menggabungkan penjepit ini dengan senjata sealant karena dibuat dengan desain yang serupa.

34. Sash Clamp
Diperlukan sash clamp jika mengerjakan proyek yang lebih besar seperti lemari atau bingkai jendela. Umumnya, lebih dari satu harus digunakan pada satu waktu untuk memastikan adanya cengkeraman dan stabilitas yang kuat. Penjepit ini memiliki palang panjang yang dibuat untuk menahan benda besar dengan erat. Rahang tetap disediakan pada palang panjang yang dapat dilonggarkan atau dikencangkan dengan sekrup. Clamp ini memiliki rahang geser yang dapat digerakkan di sepanjang palang datar untuk mengamankan obyek di berbagai titik.

35. Scicssor Clamp
Clamp jenis ini mirip dengan clamp pengangkat. Penjepit ini adalah yang menggunakan beban yang diangkat untuk menerapkan beban penjepitan. Scissor clamp memiliki rahang penjepit yang kasar, yang membantunya menggali lebih baik ke bagian pengangkat dan meningkatkan cengkeraman.

36. Sheet Metal Clamp
Jenis klem ini mirip dengan klem pengunci, tetapi klem ini dirancang khusus untuk lembaran logam. Mekanisme penjepitan penjepit ini sangat lebar, membuatnya sempurna untuk material yang lebar namun fleksibel seperti lembaran logam. Desain langka ini membuatnya berguna untuk pengelasan.

37. Step Clamp
Clamp ini dapat digunakan di berbagai industri tetapi paling sering terlihat di milling dan machining. Clamp ini terbuat dari logam dengan lapisan yang dipoles dan mudah dikenali dari tepinya yang terlihat seperti anak tangga. Penjepit langkah akan membutuhkan baut dengan klem, penopang klem, dan mur untuk memasang klem di satu tempat. Ini adalah desain sederhana dan murah untuk dibeli dan mudah dioperasikan tetapi sangat berguna. Gunakan step clamp dengan step block agar dapat berfungsi dengan baik.

38. Toggle Clamp
Jenis klem ini relatif kecil dan biasanya digunakan untuk penggilingan, pengerjaan kayu, pengerjaan logam, dan pengeboran. Clamp ini memiliki bilah datar yang menahan pekerjaan pada posisi yang diperlukan. Clamp ini juga memiliki pegangan yang dapat didorong ke depan atau ke belakang untuk melonggarkan atau mengencangkan pegangan. Pegangan mengontrol penjepit dan juga termasuk pin dan tuas untuk meningkatkan kekuatan tekanan. Bagian ini memungkinkan benda dipegang erat sehingga tidak bergerak atau terlepas saat ditekan.

39. Web or Strap Clamp
Clamp jenis ini umumnya digunakan dalam pembuatan furnitur dan pengerjaan kayu. Clamp ini menggunakan tali atau sabuk kain yang diikatkan pada suatu benda dan dikencangkan menggunakan ratchet. Clamp ini digunakan untuk mengencangkan diri ke benda besar, kemudian memuatnya ke truk, atau menahannya di tempat selama bekerja. Gunakan alat ini dengan atau tanpa bagian pegangan sudut untuk memberikan tekanan lebih merata dan tidak khawatir merusak barang.

40. Wire Rope Clamp
Clam wire rope adalah jenis penjepit yang lebih kecil dan digunakan untuk memperbaiki ujung tali kawat yang longgar ke tali itu sendiri. Clamp ini memiliki pelana dan beberapa baut yang menyatukan semuanya. Baut ini membantu klem untuk mengencangkan atau mengendurkan pegangan. Karena aplikasi penjepit ini terbatas, penjepit ini tidak mudah ditemukan di sebagian besar toko.

41. Edge Clamp
Penjepit tepi disebut sebagai yang dapat mengontrol posisinya dalam dua sumbu menggunakan tiga sekrup terpisah. Hal ini membuat klem ideal untuk menahan bagian butt-weld atau untuk merekatkan rakitan.

42. Table Clamp
Penjepit meja paling sering digunakan dengan meja las yang menyertainya yang digunakan untuk rakitan pengelasan, memungkinkan penjepitan satu tangan dengan cepat.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun