Jenis Clamp / Klem dan Penggunaannya (Part 2) Skip to main content

Jenis Clamp / Klem dan Penggunaannya (Part 2)


9. Corner Clamp/ Clamp Sudut
Clamp ini digunakan ketika dibutuhkan penjepit untuk menyambung dua kayu agar membentuk siku sebesar 90°. Penggunaan klem sudut ini pada umumnya dapat ditemukan dalam proyek pembuatan rak kayu, bingkai kayu, dan sebagainya.

10. Ragum Clamp
Klem yang biasa dijepit di meja. Untuk penjepitan dapat disesuaikan ketebalan benda kerja dengan memutar tuas yang tersedia.

11. F-Clamp
Bentuknya menyerupai Huruf F. Ukurannya beragam dari 20 cm – 150 cm. Sistem pengencangannya menggunakan drat atau ulir. Untuk Klem F, terdapat satu jenis yang biasa disebut Quick Release Clamp. Untuk Quick Release Clamp ini terdapat tombol dan tuas untuk release / penyesuaian ketebalan atau panjang kayu.

12. Beam Clamp
Beam clamp adalah jenis klem yang digunakan untuk mengangkat balok dan pelat baja. Clamp ini sempurna untuk mengangkat beban berat. Clamp ini memungkinkan pemasangan yang aman tanpa perlu pengelasan dan pengeboran. Jenis penjepit ini cocok untuk digunakan pada pitched beam.

13. Bench Clamp / Klem Bangku
Bench clamp adalah jenis klem yang digunakan untuk menahan sepotong logam atau benda kerja di bangku dan biasanya digunakan dalam pengerjaan kayu. Klem bangku terbuat dari logam dan tersedia dalam berbagai ukuran dan desain. Dalam hal ini, clamp membentuk rahang penjepit yang tetap. Klem ini sangat cocok untuk memperbaiki kayu selama pemotongan, pengeboran, atau perencanaan. Clamp ini lebih murah dalam biaya dan sangat penting dalam pekerjaan pertukangan.

14. Bench Vise
Clamp ini memiliki rahang yang dapat digerakkan serta rahang tetap yang dapat dengan mudah disesuaikan menggunakan sekrup dan memiliki penjepit yang menghadap ke atas yang dilonggarkan atau dikencangkan dengan menggunakan tuas. Beberapa vise clamp bersifat portabel dan dapat disekrup ke meja kerja, yang dapat dengan mudah dilepas untuk memindahkan clamp ke lokasi lain. Clamp ini  biasa digunakan dalam pengerjaan kayu seperti menggergaji, mengebor, mengampelas, atau meratakannya.

15. Cabinetry Clamp / Klem Kabinet
Clamp ini biasanya disebut sebagai aligner. Clamp kabinet menahan dua kabinet yang berdekatan sehingga bingkai muka identik dengan mengencangkannya. Ini dicapai dengan menerapkan beban penjepit ke dua sumbu. Clamp kabinet sangat cocok untuk aplikasi pengerjaan kayu.

16. Cardellini Clamp
Clamp Cardellini dirancang untuk menjaga pipa tetap di tempatnya saat bekerja. Karena clamp ini dapat digunakan pada tabung persegi, bulat atau persegi panjang dan juga dapat menahan benda datar di tempat-tempat seperti kayu lapis atau lembaran logam. Clamp ini digunakan di ruang sempit karena bentuknya yang kuat dan panjang dan dapat disisipkan di mana saja dengan jangkauan minimal dua inci. Genggaman jepit sangat sensitif terhadap kerusakan objek saat diamankan terlalu erat, jadi berhati-hatilah saat bekerja dengan clamp ini.

17. Dimide Clamp
Ini adalah penjepit/ clamp untuk tugas berat, yang dirancang untuk digunakan untuk menggabungkan kecepatan dan kekuatan melalui benturan kunci pas. T-handle klem dimide dapat dilepas dan memiliki kepala hex yang memungkinkan klem untuk menyesuaikan dengan mudah saat dipasang di celah yang lebih sempit. Ini adalah klem yang andal dan digunakan untuk mencegah selip komponen, menyatukan komponen, dan menghilangkan hambatan klem dari jalur produksi.

18. Drill Press Clamp
Jenis klem ini dirancang untuk digunakan di meja bor tekan untuk menahan material pada tempatnya, yang memungkinkan pengguna membuat potongan yang sangat presisi dan bersih. Penjepit mudah disesuaikan dan juga dilepas dengan cepat untuk menciptakan kesesuaian yang sempurna dan kuat. Fitur ini membuatnya sangat aman dan presisi saat bekerja di mesin bor.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun