Dark Specialist D's Note Skip to main content

Posts

Showing posts with the label konstruksi

Desain Rumah Tahan Gempa

Dalam banyak kasus gempa berkekuatan besar, beberapa rumah dan bangunan mengalami kerusakan mulai dari retak hingga ambruk. Biasanya kerusakan struktural bangunan terjadi jika kekuatan gempa bermagnitudo 5,0. Sementara itu, rumah ambruk disebabkan oleh bagian-bagian bangunan tidak mampu untuk bekerja sebagai sistem dalam menahan gaya lateral. Kerusakan bangunan karena gempa berkaitan dengan kesalahan desain yang memengaruhi kerja sistem struktural, meliputi kekuatan, kekakuan, dan fleksibilitas. Koneksi elemen bangunan yang tidak tepat pun meningkatkan risiko rusaknya bangunan. Begitu pula dengan kualitas pengerjaan serta material yang berpengaruh pada kekuatan rumah. Prinsip Desain Bangunan Tahan Gempa Agar bangunan tetap kuat ketika gempa menyerang, prinsip-prinsip desain berikut bisa diterapkan. a. Struktur Bangunan Ringan dan Kuat Bangunan kuat dan ringan yang bisa terbuat dari logam atau pun kayu bisa dibilang lebih baik dalam menghadapi gempa dibandingkan dengan bangunan dengan b

Floating House

  Dalam dunia rekayasa pondasi, istilah "floating" digunakan ketika beban pada struktur sama dengan atau lebih kecil dari tanah yang dipindahkan oleh pondasi sehingga tanah tidak mengalami beban tambahan apapun. Setelah sukses “menjajah” angkasa dengan beragam model bangunan pencakar langit (vertical living concept), manusia sudah saatnya mengoptimalkan perairan sebagai lahan terbuka yang menjanjikan. Salah satunya adalah Floating House atau Rumah Apung. Bangunan terapung membutuhkan variasi bahan baku yang lebih mahal dan teknik konstruksi yang canggih. Bangunan ini juga membutuhkan mesin berteknologi tinggi yang lebih mahal. Selain itu dibutuhkan tenaga kerja terampil yang tentu lebih mahal. Rumah terapung mirip dengan bangunan konvensional dan sering dianggap sebagai bangunan yang dibangun di atas air sehingga beban strukturnya sama atau lebih kecil dari gaya angkat air sehingga memungkinkan rumah tetap mengapung di air. Tipe Floating House Terdapat dua tipe floating house

Jenis Semen

Semen merupakan salah satu bahan utama dalam konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai perekat, yaitu material yang dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi suatu kesatuan yang kuat. Semen portland atau portland cement adalah jenis semen yang paling umum digunakan untuk bahan campuran beton, plester dinding, adukan encer, bahan penambal, dan lain sebagainya. Salah satu ciri khusus portland cement adalah dapat mengeras apabila bersentuhan dengan air dan berubah menjadi benda padat yang tidak larut dalam air. Inilah mengapa semen portland disebut sebagai perekat hidrolis. Bahan Baku Portland Cement Portland cement memiliki tekstur berupa serbuk halus, dihasilkan dengan cara menggiling terak/clinker yang mengandung senyawa kalsium silikat dan gypsum sebagai tambahan. Ada beberapa senyawa yang dibutuhkan dalam pembuatan porland cement, yaitu kalsium oksida (CaO), silikon oksida (SiO2), alumunium oksida (A12¬¬O3), dan oksida besi (Fe2O3). Senyawa-senyawa tersebut dapat diperoleh dari beber

Struktur Perkerasan Jalur Kereta Api

Pembangunan jalur rel kereta api berbeda dengan jalan pada umumnya. Jika struktur jalan raya menggunakan material pokok berupa aspal, maka Jalur kereta api menggunakan rel sebagai komponen utama. Cakupan Prasarana Kereta Api Berdasarkan UU No.13 Tahun 1992 yang tertuang dalam Bab I Pasal 1 ayat 7, prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasikan. Fasilitas penunjang kereta api adalah segala sesuatu yang melengkapi penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna jasa angkutan kereta api. Prasarana kereta api lebih terperinci lagi dapat digolongkan sebagai: Jalur atau jalan rel, Bangunan stasiun, Jembatan, Sinyal dan telekomunikasi. Untuk kajian di bidang ketekniksipilan, lebih banyak terfokus kepada prasarana kereta api pada pembangunan jalur atau jalan rel, bangunan stasiun dan jembatan. Meskipun demikuan, dalam lingkup kajian prasarana transportasi di

Perhitungan Struktur Tangga

(lanjutan dari Tangga (Persyaratan dan Perhitungan) Prasyarat Kemiringan Tangga Ukuran kemiringan tangga (dalam derajat) adalah perbandingan tinggi tangga (lantai bawah dengan lantai atas) dengan panjang tangga (ruang yang dibutuhkan untuk tangga). Koefisien kemiringan tangga dapat dihitung dengan rumus: z = y / x z = koefisien kemiringan tangga y = tinggi tangga (cm) x = panjang tangga (cm) Koefisien kemiringan (z) = 1 berarti y = x dan membentuk kemiringan 450 Berdasarkan kemiringannya, tangga dibedakan atas: Lantai miring, 6 – 20 derajat Koefisien kemiringan 0,1 – 0,36 Tangga landai, 20 – 24 derajat Koefisien kemiringan 0,36 – 0,44 Tangga biasa, 24 – 45 derajat Koefisien kemiringan 0,44 – 1,0 Tangga curam, tangga hemat, 45 – 75 derajat Koefisien kemiringan 1,0 – 3,7 Tangga naik, tangga tingkat, 75 – 90 derajat Koefisien kemiringan > 3,7 Untuk mendapatkan tangga yang ideal dengan kemiringan 24 – 45 derajat, tinggi tangga (y) tidak boleh lebih besar dari panjang tangga (x), maksima

Balok Berdiri vs Balok Tidur

Balok berfungsi sebagai penahan beban yang dihasilkan oleh pelat, postingan ini memaparkan perbandingan balok berdiri dan balok tidur dari segi stabilitas, lendutan dan kekuatan. Balok merupakan salah satu item pada gedung, seperti yang kita ketahui beberapa item pada gedung diantaranya pelat, balok, kolom, sloof kemudian pondasi. Kasus: Sebuah balok ukuran 30 cm x 20 cm dengan panjang kurang lebih 3 meter. Balok tersebut kemudian diletakan di atas sungai kecil yang lebarnya mungking 2,5 m – 3 m, dengan tujuan untuk penyebrangan.  Bagaimanakah cara meletakan balok tersebut? Apakah akan meletakan balok tersebut dengan posisi berdiri ( lebar 20 cm, tinggi 30 cm) atau balok dengan posisi tidur (lebar 30 cm, tinggi 20 cm)? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diperhatikan: a. Kekuatan Balok posisi berdiri mempunyai tahanan terhadap momen lentur yang lebih besar daripada balok posisi tidur. Hal tersebut karena adanya modulus penampang yang lebih besar. S=1/6*b*h^2 Contoh yang lain jika meli

Struktur Kubah Masjid

Macam Kubah Masjid a. Kubah Beton Jenis model yang pertama adalah kubah masjid dari beton, kubah masjid jenis ini adalah yang terkenal memiliki kekuatan yang baik. Penggunaan kubah beton seringkali diberikan motif tertentu sehingga menjadikan kubah masjid dari beton ini lebih menarik dilihat. Sedangkan kekurangan dari kubah beton ini sangat berat dan proses pembangunnya butuh tenaga extra serta dari segi biaya menjadi besar. b. Kubah Stainless Masyarakat tentu tidak asing lagi dengan model kubah masjid stainless. Ini adalah salah satu desain kubah masjid yang sering dipilih karena ringan dan harganya cukup terjangkau. Keuntungan menggunakan kubah masjid stainless adalah ketahanan yang baik dari karat, dan memiliki daya tarik sendiri karena bahan yang mengkilat. Kubah masjid dengan bahan stainless ini banyak digunakan untuk musholla atau masjid kecil. c. Kubah Galvalum Desain jenis kubah masjid galvalum adalah salah satu desain yang banyak digunakan dewasa ini. Bahan galvalum ini merupa

Tipe Sealant yang Digunakan pada Bangunan (Polisufida)

Sealant adalah bahan yang digunakan untuk menutup sambungan antara bahan seperti beton, kaca, aluminium, dinding pasangan bata dll. Pada umumnya sambungan disediakan dalam struktur untuk mencegah kerusakan akibat tegangan. Sifat Sealant yang Baik Berbagai jenis sealant dengan sifat yang baik tersedia. Sifat dasar sealant yang baik harus sebagai berikut. Sealant harus memiliki ikatan yang baik dengan bahan bangunan. Sealant harus lunak. Sealant harus fleksibel. Seharusnya tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca. Sealant harus kuat terhadap stres dan siklus pereda stres. Jenis Sealant yang Digunakan untuk Sambungan pada Bangunan Ada beberapa jenis sealant yaitu : Sealant berbasis silikon Sealant berbasis urea Sealant berbasis akrilik Sealant berbasis polisulfida / polysulphide Dari sealant di atas, sealant Polisufida lebih populer di dunia konstruksi. Sealant Berbasis Polisulfida Sealant polisulfida banyak digunakan karena sifat sealant yang baik. Mereka pada dasarnya diterapkan dalam kon

Beban Pada Abutment

(lanjutan dari Pemilihan Tipe Abutmen) Beban mungkin terjadi pada abutment yang harus diperhitungkan secara menyeluruh dalam desain. Beberapa beban tersebut adalah sebagai berikut; A. Beban Tanah / Soil Loading Timbunan tanah yang tertahan di bagian belakang abutmen memberikan tekanan tanah seperti pada umumnya untuk dinding penahan tanah. Ini mungkin disertai dengan tekanan hidrostatik air jika drainase yang memadai tidak disediakan di bagian belakang dinding. Dalam situasi di mana dinding dapat bergerak dengan cara dimiringkan atau digeser dan timbunan adalah material granular yang mengalir bebas, tekanan aktif diasumsikan. B. Beban Kendaraan (Surcharge) Dalam kasus yang paling sederhana, misalnya beban terdistribusi (q dalam kN/m2) di permukaan tanah, seperti beban HA, tegangan tambahan yang sama dengan  K a q  dapat ditambahkan ke tekanan tanah yang diasumsikan di bagian belakang abutment. Untuk desain jembatan jalan raya sering digunakan biaya tambahan beban hidup sebesar 10 kN/m2

Kolam Retensi / Retarding Basin

  Kolam retensi adalah kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan sementara waktu dengan memberikan kesempatan untuk dapat meresap kedalam tanah yang operasionalnya dapat dikombinasikan dengan pompa atau pintu air. Konsep dasar dari kolam retensi adalah menampung volume air ketika debit maksimum di sungai datang, kemudian secara perlahan lahan mengalirkannya ketika debit di sungai sudah kembali normal. Secara spesifik kolam retensi akan memangkas besarnya puncak banjir yang ada di sungai, sehingga potensi overtopping yang mengakibatkan kegagalan tanggul dan luapan sungai tereduksi. Fungsi  utama kolam retensi  sebagai  pengendali  banjir, namun manfaat lain yang bisa diperoleh dari kolam retensi adalah sebagai sarana pariwisata air dan sebagai konservasi air , karena mampu meningkatkan cadangan air tanah setempat. Berdasarkan lokasinya, kolam retensi terbagi dua yaitu: A. Kolam Retensi yang berada di samping badan sungai. Prinsip yang dipakai dalam pembangunannya harus tersedia lah