Thumb Rules dalam Dunia Konstruksi Skip to main content

Thumb Rules dalam Dunia Konstruksi

Thumb rule adalah panduan atau aturan dasar yang digunakan untuk membuat perkiraan atau aproksimasi cepat. Ini didasarkan pada pengalaman praktis bukan pada perhitungan teoritis yang ketat, dan sering digunakan ketika metode yang lebih tepat tidak tersedia atau terlalu waktu-konsumtif untuk diterapkan. Sebagai contoh, thumb rule yang umum digunakan dalam konstruksi adalah memberikan satu kaki persegi lantai untuk setiap pound berat, yang dapat digunakan untuk memperkirakan kapasitas beban lantai secara cepat.

Salah satu contoh penerapan thumb rule adalah dalam menghitung kapasitas beban lantai sebuah bangunan. Dengan thumb rule yang menyatakan bahwa satu kaki persegi lantai dapat menahan satu pound berat, Anda dapat memperkirakan kapasitas beban lantai dengan cara mengalikan luas lantai dengan jumlah maksimum berat yang akan ditanggung lantai tersebut. Misalnya, jika luas lantai adalah 100 kaki persegi dan berat maksimum yang akan ditanggung adalah 500 pound, maka kapasitas beban lantai adalah 100 x 500 = 50.000 pound.

Contoh Thumb Rules dalam Dunia Konstruksi
Ada beberapa thumb rules yang sering digunakan dalam dunia konstruksi, di antaranya adalah:
  • Satu kaki persegi lantai dapat menahan satu pound berat, yang dapat digunakan untuk memperkirakan kapasitas beban lantai.
  • Jumlah lapisan perekat yang dibutuhkan untuk memasang plafon adalah sebanyak tinggi plafon dibagi dengan enam inci. Misalnya, jika tinggi plafon adalah 12 inci, maka dibutuhkan 2 lapisan perekat.
  • Jumlah kawat yang dibutuhkan untuk menahan besi tulangan adalah sebanyak panjang besi tulangan dibagi dengan empat inci. Misalnya, jika panjang besi tulangan adalah 16 inci, maka dibutuhkan 4 kawat.
  • Jumlah pasak yang dibutuhkan untuk menahan kayu adalah sebanyak panjang kayu dibagi dengan enam inci. Misalnya, jika panjang kayu adalah 12 inci, maka dibutuhkan 2 pasak.
  • Jumlah besi tulangan yang dibutuhkan untuk menahan beton adalah sebanyak luas beton dibagi dengan 50 inci persegi. Misalnya, jika luas beton adalah 100 inci persegi, maka dibutuhkan 2 besi tulangan.
  • Jumlah sambungan pipa yang dibutuhkan untuk menyambung dua bagian pipa adalah sebanyak panjang pipa dibagi dengan empat kaki. Misalnya, jika panjang pipa adalah 8 kaki, maka dibutuhkan 2 sambungan pipa.
  • Jika menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, sebaiknya jarak antar tiang adalah setengah dari panjang tiang itu sendiri. Ini akan memastikan struktur yang kuat dan stabil.
  • Jarak antar pondasi harus setidaknya dua kali lebih panjang dari tinggi bangunan. Ini akan memastikan bahwa pondasi dapat menahan beban bangunan dengan baik.
  • Jika menggunakan baja sebagai bahan bangunan, sebaiknya jarak antar tiang adalah sama dengan panjang tiang itu sendiri. Ini akan memastikan struktur yang kuat dan stabil.
  • Jarak antar lantai harus setidaknya dua kali lebih tinggi dari panjang tangga. Ini akan memastikan bahwa tangga dapat digunakan dengan nyaman dan aman.
  • Jika menggunakan batu sebagai bahan bangunan, sebaiknya jarak antar tiang adalah setengah dari panjang tiang itu sendiri. Ini akan memastikan struktur yang kuat dan stabil.
Contoh Thumb Rules dalam hal perubahan satuan dan material
  • 1 meter kubik beton = 1 ton
  • 1 meter kubik pasir = 1,5 ton
  • 1 meter kubik batu pecah = 2 ton
  • 1 meter kubik semen = 1,25 ton
  • 1 kaki = 30 cm
  • 1 kaki persegi = 929 cm persegi
  • 1 kaki kubik = 28,3 meter kubik
  • 1 mil perjam = 1,6 km per jam
  • 1 inci = 2,5 cm
Thumb rules ini tidak selalu akurat dan hanya bersifat sebagai panduan saja. Sebelum mengambil keputusan atau tindakan berdasarkan thumb rules, sebaiknya diperiksa dan divalidasi kembali dengan cara yang lebih detail dan akurat.

Kelebihan Pengaplikasian Thumb Rules pada Dunia Konstruksi
Ada beberapa kelebihan dari penggunaan thumb rules dalam dunia konstruksi, di antaranya:
  • Mempermudah proses perencanaan dan perhitungan. Thumb rules memberikan cara yang mudah dan cepat untuk membuat perkiraan atau aproksimasi dalam perencanaan dan perhitungan konstruksi.
  • Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan. Dengan menggunakan thumb rules, proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dipercepat karena tidak perlu melakukan perhitungan yang rumit dan time-consuming.
  • Meminimalkan kesalahan dan kekeliruan. Thumb rules memberikan panduan yang jelas dan sederhana sehingga meminimalkan kesalahan dan kekeliruan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
  • Menghemat biaya dan waktu. Karena proses perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dapat dipercepat dan dipermudah dengan menggunakan thumb rules, maka ini juga dapat menghemat biaya dan waktu.
  • Meningkatkan keandalan hasil. Meskipun thumb rules tidak selalu 100% akurat, namun dengan menggunakan thumb rules yang sudah teruji dan diterima secara luas, maka hasil yang diperoleh juga dapat diandalkan.
Kekurangan Pengaplikasian Thumb Rules pada Dunia Konstruksi
Meskipun thumb rules memiliki banyak kelebihan dalam dunia konstruksi, namun ada juga beberapa kekurangan yang harus dipertimbangkan, di antaranya:
  • Tidak selalu akurat. Thumb rules hanya merupakan perkiraan atau aproksimasi yang didasarkan pada pengalaman praktis, sehingga tidak selalu 100% akurat.
  • Tidak bisa digunakan untuk semua kondisi. Thumb rules hanya bisa digunakan dalam kondisi tertentu saja, dan tidak bisa diterapkan secara umum untuk semua kondisi.
  • Tidak mengikuti standar teknis. Thumb rules biasanya tidak mengikuti standar teknis yang berlaku, sehingga tidak selalu memenuhi persyaratan teknis yang diperlukan.
  • Tidak bisa dijadikan satu-satunya cara. Thumb rules hanya bisa digunakan sebagai panduan, dan tidak bisa dijadikan satu-satunya cara dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
  • Membutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang cukup. Penggunaan thumb rules membutuhkan pengalaman dan pengetahuan yang cukup dari para ahli konstruksi agar hasil yang diperoleh dapat diandalkan.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Rasio Beton dan Besi

Rasio Beton (n) adalah sebagai berikut: - Plat 0,12 - Kolom 0,07 - 0,08 - Balok 0,1 - Total 0,3 - Konstruksi Khusus 0,4 Beton (m3) = Luas (m2)* n (m) Rasio Besi (m) adalah sebagai berikut: - Kolom 150 - 200 kg/m3 - Balok 100 - 150 kg/m3 - Pelat = 80 - 100 kg/m3 - Pilecap = 80 -120 kg/m3 - Raft = 90 - 120 kg/m3 Rasio hanya sebagai referensi, nilai tidak mutlak

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun