Beton pracetak adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen-komponen penyusun yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat khusus (off site fabrication), terkadang komponen-komponen tersebut disusun dan disatukan terlebih dahulu (pre-assembly), dan selanjutnya dipasang di lokasi (installation), dengan demikian sistem pracetak ini akan berbeda dengan konstruksi monolit terutama pada aspek perencanaan yang tergantung atau ditentukan pula oleh metoda pelaksanaan dari pabrikasi, penyatuan dan pemasangannya, serta ditentukan pula oleh teknis perilaku sistem pracetak dalam hal cara penyambungan antar komponen join.
Beberapa prinsip yang dipercaya dapat memberikan manfaat lebih dari teknologi beton pracetak ini antara lain terkait dengan waktu, biaya, kualitas, predictability, keandalan, produktivitas, kesehatan, keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta relocatability.
Pelaksanaan bangunan dengan menggunakan metoda beton pracetak memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal tersebut disebabkan keuntungan metoda pelaksanaan dengan mengunakan beton pracetak ini akan mencapai hasil yang maksimal jika pada proyek konstruksi tersebut tercapai reduksi waktu pekerjaan dan reduksi biaya konstruksi. Pada beberapa kasus desain propertis dengan metoda beton pracetak terjadi kenaikkan biaya material beton disebabkan analisa propertis material tersebut harus didesain juga terhadap aspek instalasi, pengangkatan, dan aspek transportasi sehingga pemilihan dimensi dan kekuatan yang diperlukan menjadi lebih besar daripada desain propertis dengan metoda cor ditempat. Selain itu pada proses instalasi elemen beton pracetak memerlukan peralatan yang lebih banyak dari proses instalasi elemen beton cor ditempat.
- Desain pracetak memperhitungkan kondisi pengangkatan beton saat umur beton belum mencapai 24 jam. Apakah dengan kondisi beton yang sangat muda saat diangkat akan terjadi retak (crack) atau tidak. Di sini dibutuhkan analisa desain tersendiri, dan tentunya tidak pernah diperhitungkan bila menganalisa beton secara konvensional.
- Desain pracetak memperhitungkan metode pengangkatan, penyimpanan beton pracetak di stock yard, pengiriman beton pracetak, dan pemasangan beton pracetak di proyek. Kebanyakan beton pracetak dibuat di pabrik.
- Pada desain pracetak menambahkan desain sambungan. Desain sambungan di sini, didesain lebih kuat dari yang disambung.
- Tiang pancang
- Sheet pile dan dinding diaphragma.
- Half solid slab (precast plank), hollow core slab, single-T, double-T, triple-T, channel slabs dan lain-lain.
- Balok beton pracetak dan balok beton pratekan pracetak (PC I Girder)
- Kolom beton pracetak satu lantai atau multi lantai
- Panel-panel dinding yang terdiri dari komponen yang solid, bagian dari single-T atau double-T. Pada dinding tersebut dapat berfungsi sebagai pendukung beban (shear wall) atau tidak mendukung beban.
- Jenis komponen pracetak lainnya, seperti : tangga, balok parapet, panelpanel penutup dan unit-unit beton pracetak lainnya sesuai keinginan atau imajinasi dari insinyur sipil dan arsitek.
Secara umum sistem struktur komponen beton pracetak dapat digolongkan sebagai berikut
- Sistem struktur komponen pracetak sebagian, dimana kekakuan sistem tidak terlalu dipengaruhi oleh pemutusan komponenisasi, misalnya pracetak pelat, dinding di mana pemutusan dilakukan tidak pada balok dan kolom/bukan pada titik kumpul.
- Sistem pracetak penuh, dalam sistem ini kolom dan balok serta pelat dipracetak dan disambung, sehingga membentuk suatu bangunan yang monolit.
Pada dasarnya penerapan sistem pracetak penuh akan lebih mengoptimalkan manfaat dari aspek fabrikasi pracetak dengan catatan bahwa segala aspek kekuatan (strength), kekakuan,layanan (serviceability) dan ekonomi dimasukkan dalam proses perencanaan.
Struktur elemen pracetak memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan struktur konvensional, antara lain :
- Penyederhanaan pelaksanaan konstruksi.
- Waktu pelaksanaan yang cepat.
- Struktur elemen pracetak dapat dilaksanakan di pabrik bersamaan dengan pelaksanaan pondasi di lapangan sehingga menghemat waktu pelaksanaan.
- Penggunaan material yang optimum serta mutu bahan yang baik.
- Salah satu alasan mengapa struktur elemen pracetak sangat ekonomi dibandingkan dengan struktur yang dilaksanakan di tempat (cast in-situ) adalah penggunaan cetakan beton yang tidak banyak variasi dan biasa digunakan berulang-ulang,
- Mutu material yang dihasilkan pada umumnya sangat baik karena dilaksanakan dengan standar-standar yang baku, pengawasan dengan sistem komputer yang teliti dan ketat.
- Penyelesaian finishing mudah.
- Variasi untuk permukaan finishing pada struktur elemen pracetak dapat dengan mudah dilaksanakan bersamaan dengan pembuatan elemen tersebut di pabrik, seperti: warna dan model permukaan yang dapat dibentuk sesuai dengan rancangan.
- Tidak membutuhkan lahan proyek yang terlalu luas serta lahan proyek lebih bersih bila pelaksanaan elemen pracetaknya dapat dilakukan di pabrik.
- Perencanaan berikut pengujian dapat dilakukan di pabrik.
- Elemen pracetak yang dihasilkan selalu melalui pengujian laboratorium di pabrik untuk mendapatkan struktur yang memenuhi persyaratan, baik dari segi kekuatan maupun dari segi efisiensi.
- Apabila hasil produksi dari elemen pracetak memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan, maka dapat diajukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9002 yang diakui secara internasional.
- Mengurangi pemakaian alat alat penunjang, seperti : scaffolding dan lain-lain.
- Kebutuhan jumlah tenaga kerja dapat disesuaikan dengan kebutuhan produksi.
Struktur elemen pracetak juga memiliki beberapa keterbatasan, antara lain :
- Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit.
- Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara elemen yang satu dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam pemasangan di lapangan.
- Panjang dan bentuk elemen pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas alat angkat dan alat angkut.
- Hanya dapat dilaksanakan didaerah yang sudah tersedia peralatan untuk handling dan erection.
- Di Indonesia yang kondisi alamnya sering timbul gempa dengan kekuatan besar, konstruksi beton pracetak cukup berbahaya terutama pada daerah sambungannya, sehingga masalah sambungan merupakan persoalan yang utama yang dihadapi pada perencanaan beton pracetak.
- Diperlukan ruang yang cukup untuk pekerja dalam mengerjakan sambungan pada beton pracetak.
- Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stockyard)
Yang menjadi perhatian utama dalam perencanaan komponen beton pracetak adalah sambungan. Selain berfungsi untuk menyalurkan beban-beban yang bekerja, sambungan juga harus berfungsi menyatukan masing-masing komponen beton pracetak tersebut menjadi satu kesatuan yang monolit sehingga dapat mengupayakan stabilitas struktur bangunannya.
1. Kekuatan (strength)
Sambungan harus memilki kekuatan untuk dapat menyalurkan gaya-gaya yang terjadi ke elemen struktur lainnya selama waktu layan (serviceability), termasuk adanya pengaruh dari rangkak dan susut beton.
Sambungan dapat mengantisipasi adanya retak, susut dan perubahan temperature yang dapat menyebabkan adanya tambahan tegangan yang cukup besar.
Apabila kondisi sambungan dipengaruhi cuaca langsung atau korosi diperlukan adanya penambahan bahan-bahan pencegah seperti stainless steel epoxy atau galvanized.
Perencanaan sambungan harus mengantisipasi kemungkinan adanya kenaikan temperatur pada sistem sambungan pada saat kebakaran, sehingga kekuatan dari baja maupun beton dari sambungan tersebut tidak akan mengalami pengurangan.
Kemampuan dari sambungan untuk dapat mengalami perubahan bentuk tanpa mengalami keruntuhan. Pada daerah sambungan untuk mendapatkan daktilitas yang baik dengan merencanakan besi tulangan yang meleleh terlebih dahulu dibandingkan dengan keruntuhan dari material betonnya.
- Standarisasi produksi jenis sambungan dan kemudahan tersedianya material lapangan.
- Hindari keruwetan penempatan tulangan pada daerah sambungan
- Hindari sedapat mungkin pelubangan pada cetakan
- Perlu diperhatikan batasan panjang dari komponen pracetak dan toleransinya
- Hindari batasan yang non-standar pada produksi dan pemasangan.
- Gunakan standar hardware seminimal mungkin jenisnya
- Rencanakan sistem pengangkatan komponen beton pracetak semudah mungkin baik di pabrik maupun dilapangan
- Pergunakan sistem sambungan yang tidak mudah rusak pada saat pengangkatan
- Diantisipasi kemungkinan adanya penyesuaian di lapangan.
2. Sambungan basah (wet connection)
Pertemuan sambungan pada titik kumpul (poer/kepala) ditambah tulangan sengkang horizontal dan vertikal di cor dengan beton menggunakan semen tidak susut (non shrinkage cement) sehingga berperilaku wet joint.
Bresphaka adalah suatu rekayasa konstruksi gedung dengan sistem struktur pracetak model open frame yang terdiri dari elemen pracetak kolom, balok, lantai, dinding, tangga dan elemen lainnya, dengan penggunaan bahan beton ringan atau beton normal atau kombinasi keduanya.
a. Model struktur
Model Struktur bersifat sebagai rangka terbuka dimana bentuk penampang untuk elemen struktur sesuai dengan yang dimodelkan dalam perhitungan. Sambungan di titik pertemuan direncanakan memiliki sifat daktail penuh sehingga pada saat pemodelan selalu memperhatikan kondisi tegangan akibat perubahan pembebanan dengan selalu memperhatikan kondisi tumpuan baik pada saat pelaksanaan maupun setelah menjadi satu kesatuan sistem.
b. Perencanaan sambungan
kolom maupun mekanisme pertemuan balok kolom dapat berjalan sempurna.
Kelebihan dari sistem struktur pracetak jenis ini adalah :
- Sistem BRESPHAKA dengan bahan beton mutu tinggi, selain akan memperkecil dimensi struktur/volume beton, juga akan mengurangi berat masa bangunan sehingga dimensi pondasi lebih kecil.
- Produktivitas tenaga kerja lebih tinggi, sehingga adanya efisiensi biaya yang menjadikan proyek jadi lebih hemat.
- Kontrol kualitas sistem pabrikasi lebih terjamin.
- Akurasi ukuran dari elemen bresphaka, menjamin pemasangan di Lapangan lebih presisi dan hasil kerja lebih rapi.
- Efisiensi terhadap waktu pelaksanaan.
Sistim KML adalah Sistim beton pracetak yang memberikan percepatan pelaksanaan, karena komponen precast kolom dapat dicetak dan dierection langsung untuk 2 - 5 lantai, sehingga dapat menghemat waktu dalam pelaksanaan erection komponen kolom.
- Lebih terjaminnya kelurusan (ketegakan) as kolom
- Integritas antara komponen-komponen struktur lebih baik
- Joint kolom-balok-slab yang cukup monolit karena pengecoran dilakukan pada saat topping
- Tulangan atas maupun bawah balok yang terletak disisi-sisi kolom dapat dibuat menerus.
Sistem pracetak ini mengandalkan kecepatan pada saat pemasangan antar kolom. Sambungan antar kolom menggunakan strand. Keunggulan sistem ini terletak pada perencanaan struktur elemen dan kepraktisan pemasangannya. Pemasangan ini sangat cepat yaitu dua hari perlantai bangunan.
Untuk menghasilkan sambungan yang bersifat kaku, monolit, dan terintegrasi pada elemen-elemen ini, maka harus dipastikan gaya-gaya yang bekerja pada plat pracetak tersalurkan pada elemen balok. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
- Kombinasi dengan beton cor di tempat (topping), dimana permukaan plat pracetak dan beton pracetak dikasarkan dengan amplitudo 5 mm.
- Pendetailan tulangan sambungan yang dihubungkan atau diikat secara efektif menjadi satu kesatuan, sesuai dengan aturan yang diberikan dalam SK SNI 03- 1728 -2002 pasal 9.13.
- Grouting pada tumpuan atau bidang kontak antara plat pracetak dengan balok pracetak.
dengan beton cor di tempat, dapat dilakukan beberapa hal berikut ini.
- Kombinasi dengan beton cor di tempat (topping), dimana permukaan balok pracetak dan kolom dikasarkan dengan amplitudo 5 mm.
- Pendetailan tulangan sambungan yang dihubungkan atau diikat secara efektif menjadi satu kesatuan, sesuai dengan aturan yang diberikan dalam SK SNI 03-1728-2002 pasal 9.13, yaitu tulangan menerus atau pemberian kait standar pada sambungan ujung.
- Pemasangan dowel dan pemberian grouting pada tumpuan atau bidang kontak antara balok pracetak dan kolom untuk mengantisipasi gaya lateral yang bekerja pada struktur.
c. Sambungan Antar Kolom Pracetak
Pada permukaan atas kolom terdapat bagian strand yang muncul keluar yang berfungsi sebagai tulangan utama joint yang menyalurkan gaya dari kolom ke kolom. Sedangkan bagian bawah terdapat beberapa buah lubang (pipa) untuk tempat masuknya strand.) yang kemudian akan di grouting untuk memberikan
tambahan kekuatan.
a. Tumpuan Pelat Pracetak dengan Balok Pracetak
Plat pracetak diletakan pada tepi balok dengan panjang landasan sekurang kurangnya 1/180 bentang bersih plat pracetak dan tidak kurang dari 50 mm. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya retak geser pada ujung plat pracetak.
Balok pracetak diletakan pada tepi kolom dengan panjang landasan sekurangkurangnya 1/180 bentang bersih balok pracetak dan tidak kurang dari 75 mm.
http://eprints.undip.ac.id
http://erepo.unud.ac.id
Comments
Post a Comment