Rigging Skip to main content

Rigging

APA ITU RIGGING?
Rigging adalah metode atau cara untuk memindahkan beban besar dengan aktivitas ikat mengikat baik menggunakan tali seperti wire rope sling, webbing sling atau rantai. Secara teori, rigging adalah sebuah proses kerja sistematis, terencana dan terstruktur untuk mengangkat dan memindahkan objek dari satu titik ke titik lainnya dengan menggunakan satu atau lebih alat berat.

PERALATAN RIGGING
Ada beberapa jenis peralatan yang digunakan dalam proses rigging, termasuk:
1. Derrick Crane
Derrick crane adalah jenis crane yang digunakan untuk mengangkat beban berat ke ketinggian yang tinggi. Biasanya, derrick crane digunakan dalam proyek konstruksi gedung tinggi atau proyek infrastruktur besar lainnya.
2. Mobile Crane
Mobile crane adalah jenis crane yang dapat digerakkan dan dipindahkan ke lokasi yang berbeda. Mobile crane biasanya digunakan dalam proyek konstruksi yang membutuhkan mobilitas tinggi.
3. Forklift
Forklift adalah jenis peralatan pengangkat yang digunakan untuk memindahkan barang dari satu lokasi ke lokasi lain. Forklift biasanya digunakan dalam proyek pembangunan gedung atau proyek industri.
4. Sling
Sling adalah tali yang digunakan untuk mengikat beban dan mengangkatnya menggunakan peralatan crane atau derek.
5. Shackles
Shackles adalah jenis kait yang digunakan untuk mengikat sling dan beban yang akan diangkat. Shackles biasanya terbuat dari bahan yang kuat seperti baja.

RIGGING PLAN
Berikut adalah komponen dalam penyusunan Lifting Plan:
1. Identifikasi Beban
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dengan jelas jenis, berat, dimensi, dan karakteristik beban yang akan diangkat. Informasi ini menjadi dasar untuk menentukan strategi pengangkatan yang tepat.
2. Penilaian Bahaya dan Risiko
Mengidentifikasi bahaya dan risiko potensial adalah langkah penting untuk mengantisipasi dan mengelola kemungkinan kecelakaan selama operasi pengangkatan. Ini memungkinkan perencana untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
3. Pemilihan Peralatan yang Tepat
Memilih peralatan pengangkat yang sesuai dengan kapasitas dan karakteristik beban adalah kunci untuk keselamatan dan efisiensi operasi. Perhatian khusus harus diberikan pada pemilihan crane, rigging gear, dan peralatan pendukung lainnya.
4. Metode Pengangkatan
Menentukan metode pengangkatan yang aman dan efisien berdasarkan pada karakteristik beban, kondisi lingkungan, dan ketersediaan peralatan. Ini meliputi pemilihan teknik rigging dan penggunaan peralatan pendukung yang sesuai.
5. Tata Letak dan Area Pengangkatan
Menyusun tata letak dan area pengangkatan yang aman dan bebas hambatan sangat penting untuk menghindari tabrakan dan kecelakaan. Penempatan crane, rute angkutan, dan zona kerja harus dipertimbangkan secara cermat.
6. Tim Pengangkatan
Menunjuk personel yang kompeten dan bertanggung jawab untuk membentuk tim pengangkatan adalah langkah penting untuk memastikan operasi berjalan lancar dan aman. Setiap anggota tim harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tugas mereka.
7. Prosedur Pengangkatan dan Komunikasi
Menetapkan prosedur pengangkatan yang jelas dan komunikasi yang efektif antara anggota tim adalah kunci untuk koordinasi yang baik dan pencegahan kecelakaan. Ini termasuk peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim serta protokol komunikasi darurat.

PIHAK TERKAIT DALAM PROSES RIGGING
Dalam mengoperasikan alat besar seperti crane, tentu hal ini berkaitan dengan beberapa pihak yang berperan. Beberapa pihak yang berperan dalam menjalankan proses rigging adalah Rigger, Signalman dan Operator Crane
1. Rigger (Juru Ikat)
Rigger adalah profesi yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam melakukan pengikatan barang. Seorang rigger harus memahami peralatan rigging sesuai dengan fungsinya seperti Shackle, Wire Rope Clip/Clamp, Wire Rope Thimble, Turnbuckle, Hammerlock, Hook, Eye bolt, Pad Eye, Swivel, Loadbinder dan lain sebagainya. Dalam hal ini, seorang Rigger harus memiliki kemampuan yang mumpuni dan terlatih. Karena dalam pekerjaan rigging menyangkut keselamatan banyak pihak baik itu pekerja, material dan alat berat.
2. Signalman
Signalman adalah profesi yang memiliki kompetensi khusus yang dikenali dengan rompo berwarna cerah yang tugasnya memberikan sinyal atau aba-aba kepada operator crane. Signalman bertanggung jawab untuk memastikan jalur lifting dapat dilalui. Signalman mengunakan sinyal tangan untuk mengarahkan operator crane dalam proses lifting. Penggunaan radio dapat digunakan jika dalam situasi penglihatan operator crane terhalangi.
3. Operator Crane
Operator crane harus memiliki lisensi/sertifikasi yang valid untuk menjalankan alat berat. Hal ini dikarenakan tugas operator crane sangat penting dalam proses rigging. Operator crane harus mengetahui kondisi tanah, posisi pusat gravitasi, ketepatan pengangkatan dan yang paling penting tidak menempatkan pekerja lain dalam bahaya saat proses pengangkatan.

RESIKO DAN BAHAYA PROSES RIGGING
Rigging termasuk salah satu pekerjaan paling berbahaya yang ada. Beberapa risiko dan bahaya rigging yang umum meliputi:
1. Cedera dan Kecelakaan
Rigging melibatkan pengangkatan dan pengangkutan barang yang sangat berat. Karena itu, risiko cedera dan kecelakaan sangat tinggi terutama jika proses rigging tidak dilakukan dengan benar.
2. Kerusakan Peralatan
Jika proses rigging dilakukan dengan tidak benar, peralatan rigging yang digunakan dapat rusak atau bahkan mengalami kerusakan permanen. Ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan.
3. Kerugian Keuangan
Rigging yang tidak dilakukan dengan benar dapat menyebabkan kerugian keuangan yang signifikan bagi perusahaan. Kerugian tersebut dapat disebabkan oleh kerusakan peralatan, waktu dan biaya tambahan, dan bahkan penghentian proyek secara keseluruhan.
4. Kerugian Reputasi
Ketika rigging tidak dilakukan dengan benar dan menyebabkan cedera atau kecelakaan, ini dapat berdampak pada reputasi perusahaan. Hal ini dapat mempengaruhi kredibilitas perusahaan di mata konsumen dan klien, dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.
5. Pelanggaran Hukum
Jika rigging dilakukan tanpa mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku, ini dapat menyebabkan pelanggaran hukum dan sanksi yang serius bagi perusahaan dan karyawan yang terlibat.

untuk peralatan macam - macam peralatan rigging, dapat dilihat disini.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Macam – Macam Cacat Las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart. Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar. Cacat Las Undercut Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat i

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya