Resiko dan Mitigasi Rigging Skip to main content

Resiko dan Mitigasi Rigging


A. PENYEBAB RESIKO PADA PROSES RIGGING
Kurangnya pemeriksaan hal-hal sederhana seperti kapasitas shackle atau berat beban adalah hal biasa, namun kesalahan dapat dicegah. Mencegah kesalahan terutama kesalahan umum merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan personil dalam proses rigging. Untuk membantu mengukur kesalahan umum yang dapat dicegah, berikut sembilan dari masalah yang paling umum ditemui selama konsultasi, kunjungan lapangan, atau inspeksi dalam proses rigging:
  1. Berat muatannya yang tidak diketahui
  2. Tidak memeriksa peralatan / tidak tahu apa yang harus diperiksa
  3. Kapasitas sling/perangkat keras tidak diketahui
  4. Menggunakan perangkat di bawah standar yang dibuat secara tidak benar atau peralatan yang dimodifikasi
  5. Tidak menggunakan sling, perangkat, atau hitch yang benar untuk aplikasi tersebut
  6. Tidak menggunakan pelindung selempang / sling protection
  7. Tidak memahami integritas struktural beban
  8. Kegagalan untuk mempertahankan kontrol beban
  9. Kegagalan untuk berkonsultasi dengan grafik rigging

1. Berat Beban Tidak Diketahui
Agar dapat mengangkat suatu benda dengan benar hingga batas beban kerja (WLL) peralatan rigging yang digunakan, maka harus diketahui beratnya. Meskipun hal ini mungkin terdengar mudah,  menentukan berat beban tidak semudah itu.
Pada akhirnya, merupakan tanggung jawab rigger untuk mengetahui berat beban sebelum melakukan pengangkatan. Dalam banyak kasus, perangkat yang diproduksi dengan harapan sering diangkat akan memiliki bobot tersendiri yang ditandai langsung pada permukaannya. Jika berat beban tidak tertera pada benda, maka rigger harus menentukan sendiri beratnya.

Beberapa cara umum rigger menentukan berat beban adalah:
1. Tinjau bill of lading atau dokumentasi pengiriman
2. Perhatikan cetakan engineering prints atau rencana desain
3. Gunakan industrial scale, load cell, atau dinamometer
4. Lihat spesifikasi pabrikan atau data katalog
5. Hitunglah berat beban tersebut

CATATAN: Saat menghitung berat total beban, semua peralatan rigging yang digunakan untuk memasang beban harus disertakan. Ini berarti bahwa berat sling, perangkat keras rigging, alat pengangkat di bawah kait, dll. yang digunakan dalam pengangkatan harus dihitung ke dalam total beban yang diangkat.

2. Tidak Memeriksa Perlengkapan atau Tidak Tahu Apa yang Harus Diperiksa
Kegagalan dalam memeriksa peralatan rigging secara berkala terhadap kerusakan, cacat, atau kelainan bentuk dapat menyebabkan kegagalan peralatan dan kegagalan pengangkatan. Semua peralatan dan perangkat keras rigging harus diperiksa secara berkala. Istilah  Inspeksi Sering , mengacu pada inspeksi langsung terhadap perangkat keras, sling, dan semua pengencang dan perlengkapan tambahan setiap hari, atau sebelum shift, secara langsung. Inspeksi berkala harus dilakukan pada semua peralatan. Untuk aplikasi servis yang parah atau khusus, peralatan rigging harus diperiksa sebelum digunakan.
Masalah umum lainnya adalah, walaupun personel tahu untuk memeriksa peralatan secara rutin, rigger tidak mengetahui apa sebenarnya yang harus diperiksa selama inspeksi hariannya. Untuk dapat memeriksa peralatan secara akurat, rigger perlu mengetahui  seperti apa peralatan rigging yang rusak dan tidak aman.

Note: Banyak cara seperti memasang gambar visual, bagan, tanda, atau poster di termpat kerja untuk menjadi pengingat mengenai kriteria inspeksi yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Beberapa perusahaan bahkan memiliki stasiun pembelajaran visual yang menunjukkan seperti apa sling, tali kawat, dan lain-lain yang rusak.

Setiap karyawan yang menggunakan peralatan rigging harus memiliki kompetensi untuk mengidentifikasi kerusakan dan menghilangkan kriteria layanan yang tidak sesuai. Merupakan tanggung jawab perusahaan untuk memastikan semua karyawan dilatih sesuai standar industri, khususnya  Perangkat Keras Rigging ASME B30.26  dan  Sling ASME B30.9  untuk tujuan inspeksi tersebut. Memberikan  pelatihan pengangkatan dan rigging kepada personel secara berkala  adalah cara yang baik agar pihak terkait selalu mengetahui praktik inspeksi yang benar.

3. Kapasitas Sling/Hardware Tidak Diketahui
Dengan beberapa pengecualian, semua perlengkapan dan perangkat keras rigging harus memiliki WLL yang diberi label jelas pada perangkatnya. Seorang rigger tidak boleh menggunakan alat jika kapasitasnya tidak berlabel/tidak diketahui. Masalah umum yang dihadapi oleh Inspektur dan Spesialis Pengangkatan di lapangan adalah peralatan dengan tag yang tidak terbaca atau hilang. Tanpa tag, tidak ada cara untuk mengetahui kapasitas perangkat yang penting untuk melakukan pengangkatan.
Meskipun perangkat seperti sling pengangkat memerlukan  label identifikasi terperinci  , perangkat lain seperti spreader bar atau perangkat pengangkat khusus di bawah kait memerlukan label permukaan yang secara jelas menampilkan kapasitas terukur di antara informasi penting lainnya.

Note: Menurut ASME, jika tag atau label pada peralatan rigging mana pun tidak terbaca atau hilang, perangkat tersebut harus segera dikeluarkan dari layanan.

Beberapa peralatan rigging tidak akan mencantumkan WLL pada perangkatnya melainkan pada bagan yang disediakan oleh pabrikan. Bagan ini harus tersedia dan dapat diakses oleh rigger jika diperlukan—tanggung jawab rigger adalah mengacu pada bagan tersebut untuk menentukan WLL.

4. Menggunakan Perangkat Bawah Kait yang Dibuat Secara Tidak Benar atau Peralatan yang Dimodifikasi
Bukan hal yang aneh bagi Spesialis dan Inspektur Rigging menemukan perangkat buatan sendiri, yang dimodifikasi, atau darurat saat melakukan kunjungan lapangan.
Note: Berdasarkan  ASME B30.26 Perangkat Keras Rigging , perangkat yang dimodifikasi atau darurat tidak memenuhi persyaratan, karena WLL atau Faktor Desain tidak dapat diketahui tanpa pengujian beban yang tepat. Hal ini termasuk perangkat yang:
1. Telah dibuat sepenuhnya dari awal
2. Dilas atau dimodifikasi dengan cara apa pun
3. Suku cadang telah diganti dengan komponen non-OEM

5. Tidak Menggunakan Sling, Perangkat, atau Hitch yang Benar dalam Aplikasinya
Rigging bukanlah aplikasi yang bisa diterapkan untuk semua. Tergantung pada situasi apa yang akan dihadapi, maka harus dipilih peralatan rigging yang sesuai.
Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan rigger adalah tidak menggunakan sling, perangkat, atau hitch yang benar untuk aplikasi pengangkatan. 
Pada contoh gambar di atas, rigger menggunakan satu choker hitch mungkin bukan pilihan terbaik karena pipa panjang dapat dengan mudah terlepas dari sling. Jika memungkinkan, pengangkatan menggunakan spreader beam dan double choker hitch kemungkinan besar akan memberikan hasil yang lebih baik.
Kesalahan umum lainnya adalah memilih sling yang salah untuk aplikasi pengangkatan. Misalnya, saat menggunakan sling rantai, halangan choker dapat menggores, meremukkan, atau merusak beban. Sling yang terbuat dari bahan yang tidak terlalu abrasif seperti nilon atau poliester, mungkin merupakan pilihan yang lebih baik untuk aplikasi ini.

6. Tidak Menggunakan Pelindung Sling yang Tepat
Semua sling pengangkat harus dilindungi ketika melakukan kontak dengan sudut, tonjolan, tepian, dll. Setiap sudut harus dilindungi jika akan bersentuhan dengan sling. Sling sintetis/web sling dan roundsling tidak boleh digunakan tanpa tambahan pelindung sudut dan tepi.
Kurangnya perlindungan sling adalah masalah rigging yang umum. Hal ini sangat penting terutama ketika menggunakan penahan choker dan basket hitches, karena jenis penahan tersebut mengharuskan sling untuk membungkus erat-erat, dan melakukan kontak langsung dengan beban.
Pelindung selempang seperti pelindung tepi, pelindung magnet, atau selongsong dapat ditambahkan ke selempang Anda untuk melindunginya dari kerusakan. Terkadang, pelindung selempang bisa dijahit langsung ke selempang.
Tanpa perlindungan yang tepat pada sling pengangkat , terdapat potensi:
- Cedera / hilangnya nyawa
- Perputaran sling lebih tinggi, terutama sling sintetis
- Kemungkinan gagal pengangkatan karena sling sobek dan rusak
- Kerusakan lebih sering terjadi pada beban itu sendiri akibat kurangnya perlindungan sling, terutama bila menggunakan tali kawat dan sling rantai

7. Tidak Memahami Integritas Struktural Beban
Sebelum mengangkat suatu beban, penting untuk memastikan bahwa beban itu sendiri memiliki struktur yang baik. Ini adalah masalah umum ketika:
  1. Pengangkatan kontainer yang terisi sebagian isi kontainer dapat dengan cepat bergeser ke satu sisi dan menyebabkan rigger kehilangan kendali atas muatannya.
  2. Kontainer yang diangkat, atau muatannya sendiri, tidak kokoh secara struktural. Jika peti yang sedang diangkat (lihat gambar di atas), atau muatannya sendiri, akan terlepas ketika diangkat dari tanah, strukturnya tidak sehat dan akan menyebabkan pengangkatan yang tidak aman.
Seorang rigger harus memperhitungkan segala isi muatan yang mungkin bergeser selama pengangkatan dan menstabilkannya sebelum pengangkatan dilakukan. Penting juga untuk memastikan bahwa beban itu sendiri secara struktural cukup kuat untuk dipasang dan diangkat dari satu atau lebih titik pengangkatan.

8. Kegagalan Mempertahankan Kontrol Beban
Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan oleh rigger dalam hal pengendalian beban. Apakah angin menyebabkan proses rigging menjadi kacau? Apakah sling dan hitch dapat menopang dan mendistribusikan berat beban dengan baik? Apakah tindakan tambahan diperlukan untuk memastikan beban diangkat dan dipindahkan sepanjang jalur yang direncanakan?
Kegagalan dalam menjaga kendali beban yang tepat merupakan masalah umum dalam pemasangan tali-temali karena, meskipun beban telah dipasang dengan sempurna sesuai dengan beratnya, pengangkatan dapat gagal dan menyebabkan cedera dan kerusakan serius jika tidak dikontrol dengan benar.
Pemasangan dan pemeliharaan kendali beban adalah proses rumit yang memerlukan perencanaan yang cermat dan cerdas. Untuk mempertahankan pengendalian beban, seorang rigger harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ketika merencanakan pengangkatan:
1. Ketahui berat Beban
2. Tentukan pusat gravitasi
3. Pilih peralatan pengangkat dan tali-temali yang sesuai
4. Pilih hitch sling yang sesuai
5. Waspadai kemungkinan terjadinya fouling / bersihkan personel dari area rigging
6. Tentukan apakah tag line diperlukan
7. Waspadai kondisi lingkungan
8. Memahami stabilisasi beban

9. Kegagalan Menghitung atau Menentukan Grafik Rigging
Seperti yang harus diketahui oleh semua rigger, WLL suatu sling secara langsung bergantung pada  halangan sling yang digunakan dalam lift , serta memahami sudut pengoperasian sling. Seringkali seorang rigger gagal memperhitungkan perubahan kapasitas sling ketika mengatur sudut atau menggunakan halangan yang berbeda. Sejauh menyangkut hitch, basket hitch biasanya dapat mengangkat beban paling banyak diikuti oleh halangan vertikal dan kemudian halangan choker.
Dalam hal sudut angkat, bayangkan seperti dua tangan mengangkat dua ember berat. Jika memegang beban dekat dengan tubuh, tidak akan terlalu sulit untuk menahan bebannya. Namun jika merentangkan tangan lurus ke samping, akan jauh lebih sulit, bahkan tidak mungkin untuk mengatur beban tersebut dalam jangka waktu yang lama. Demikian pula, semakin lebar sudut sling pengangkat, semakin rendah kapasitasnya.
Sangat penting bagi rigger untuk memperhitungkan pasak dan sudut sling saat menentukan apakah peralatan tersebut mampu mengangkat beban yang berat. Di setiap vendor, harus tersedia panduan lift yang menguraikan WLL berdasarkan:
1. Tipe selempang
2. Ukuran selempang
3. Hitch
4. Sudut angkat

B. MITIGASI PADA PROSES RIGGING
Berikut adalah beberapa tips untuk mengurangi risiko dan bahaya dalam proses rigging:
1. Memiliki Rencana Rigging yang Cermat
Sebelum melakukan proses rigging, pastikan untuk memiliki rencana yang cermat dan terperinci. Hal ini akan membantu memastikan bahwa proses rigging dilakukan dengan benar dan meminimalkan risiko dan bahaya yang terkait.
2. Menggunakan Peralatan yang Aman dan Terbaru
Pastikan untuk menggunakan peralatan rigging yang aman dan terbaru. Peralatan yang usang atau tidak aman dapat meningkatkan risiko cedera dan kecelakaan.
3. Melakukan Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pastikan bahwa semua karyawan yang terlibat dalam proses rigging telah menerima pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang memadai. Pelatihan ini akan membantu memastikan bahwa proses rigging dilakukan dengan benar dan aman.
4. Melakukan Inspeksi Rutin pada Peralatan
Melakukan inspeksi rutin pada peralatan rigging dapat membantu mencegah kerusakan atau kegagalan peralatan selama proses rigging.
5. Mematuhi Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang Berlaku
Pastikan untuk selalu mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku selama proses rigging. Hal ini akan membantu memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang terlibat dalam proses rigging.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Macam – Macam Cacat Las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart. Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar. Cacat Las Undercut Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat i

Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer

Dalam pembangunan sebuah gedung, pondasi adalah salah satu bagian terpenting untuk  menopang bangunan di atas tanah. Untuk pemasangan pondasi pada bangunan sederhana tidak memerlukan alat bantu, tetapi untuk pemasangan pondasi pada bangunan pencakar langit yang biasanya menggunakan pondasi tiang pancang maka diperlukan alat bantu. Alat bantu tersebut berupa alat pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar, atau pemukul yang hanya dijatuhkan. Alat pemukul yang berupa pemukul yang hanya dijatuhkan disebut dengan drop hammer atau pemukul jatuh. Drop hammer merupakan pemukul jatuh yang terdiri dari balok pemberat yang dijatuhkan dari atas. Cara kerja drop hammer adalah penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang . Untuk menghindari kerusakan pada tiang pancang maka pada kepala tiang dipasang topi/ cap (shock absorber), cap ini biasanya