Atap Bitumen Skip to main content

Atap Bitumen

Atap bitumen adalah jenis atap dengan komposisi struktur utama merupakan aspal atau disebut bitumen bertulang dengan berbagai komposisi yang sangat kuat. Seperti lapisan rumput laut, fiberglass, lapisan rumput laut dan pasir batu. Struktur bahan dasar bitumen diperlakukan dengan tekanan tinggi dan teknik pemanasan. Sehingga atap jenis ini lebih lentur dan stabil serta tidak mudah pecah.

Ciri Atap Bitumen
Dibandingkan dengan jenis genteng dengan bahan lainnya, atap dengan bahan bitumen memiliki sifat atau ciri khusus, di antaranya seperti:
  • Atap bergelombang, berbentuk lembaran dan tercipta dari bahan campuran serat alam dan aspal.
  • Bangunan beratap bitumen biasanya terbuat dari kayu, beton dan baja.
  • Lebih ringan namun stabil dan tidak mudah pecah.
  • Atap aspal memiliki sifat yang fleksibel sehingga mudah beradaptasi dengan bangunan.
  • Ada berbagai bentuk dan warna untuk dipilih.

Kelebihan Atap Bitumen
Berikut ini beberapa kelebihan atap bitumen antara lain :
1. Mempunyai daya tahan yang baik dan kuat
Atap bitumen mempunyai daya tahan yang kuat sehingga dapat menghadang serangan air, api serta angina kencang. Dari sisi operasional juga menguntungkan, apalagi meski di Indonesia beriklim tropis namun sering menghadapi cuaca yang ekstrim

2. Memiliki garansi yang awet
Pada umumnya ketika membeli sebuah hunian, pasti akan mendapatkan garansi pemakaian. Atap bitumen mempunyai ketahanan 20 hingga 30 tahun sehingga dapat digunakan dalam jangka panjang. Tidak mengherankan apabila bangunan dengan spesifikasi tinggi menggunakan jenis genteng ini akan memberikan rasa aman dan nyaman.

3. Bobot yang sangat ringan namun tahan banting
Atap ini dianalogikan dengan konstruksi rumah dengan baja ringan yang berkualitas dibandingkan dengan genteng bahan keramik ataupun beton. Dalam satu meter persegi, beratnya mencapai 13kg. Sedangkan atap keramik atau beton mencapai 50 kg hingga 60 kg. Meskipun ringan, genteng ini tahan banting dan lebih kokoh karena proses pembuatannya panjang serta melalui pemanasan yang tinggi. Sehingga cocok untuk diaplikasikan pada bangunan rumah. Biasanya, aplikasi jenis ini di sebuah rumah selalu dikombinasikan dengan aplikasi atap baja ringan sehingga sangat padu.

4. Jenis dan variasi yang berbagai macam
Apabila sudah cocok terhadap sisi detailnya, maka jenis atap ini layak untuk dipilih. Sebab, atap bitumen mempunyai variasi serta berbagai macam warna yang tergolong sangat banyak sesuai dengan perkembangan tren saat ini. Variasi warna yang banyak tersebut dapat menyesuaikan desain eksterior rumah sehingga akan terlihat senada.

5. Meski sederhana, tetapi tetap tampil estetis
Secara kasat mata desain atap ini terlihat sederhana, tetapi apabila dilihat lebih mendalam akan sangat berbeda. Atap jenis ini sangat estetis dengan bentuk ukiran-ukiran tegas yang berbentuk lurus minimalis. Untuk melihat sisi estetika atap ini dapat mengetahui saat melewati rumah-rumah minimalis bertingkat.

6. Mampu menyesuaikan berbagai jenis atap rumah dan inspirasinya
Secara umum sering dijadikan sebagai inspirasi rumah-rumah minimalis, tetapi atap bitumen mampu menyesuaikan berbagai jenis rumah. Atap ini juga dapat diaplikasikan pada berbagai jenis rumah tua maupun rumah klasik yang estetis. Selain itu, juga dapat digunakan apabila menginginkan rumah bernuansa etnik yang menghasilkan suasana penuh emosional.

7. Kedap suara dan nyaman
Dalam kondisi tertentu, suara hujan dapat mengganggu apabila jika tidak cepat mereda. Namun pemakaian genteng bitumen ini sangat tepat untuk meredam kebisingan suara hujan dan angin dari luar. Selain hujan dan angina, atap jenis ini juga mempunyai kemampuan untuk meredam suara yang berasal dar luar.

8. Lentur dan mudah dibentuk
Apabila menggunakan genteng keramik ataupun genteng beton maka akan susah mengaplikasikannya ke bentuk-bentuk atap dengan sudut kemiringan yang extreme atau tidak umum. Berbeda dengan genteng aspal, genteng ini mempunyai sifat lentur dan mudah mengikuti bentuk atap yang ada. Jadi, bangunan yang mempunyai sudut curam sekalipun, genteng aspal bitumen akan mudah menyesuaikan bentuknya.


Kekurangan Atap Bitumen
Selain kelebihan, genteng bitumen juga mempunyai beberapa kekurangan. Berikut kekurangan dari genteng bitumen :
1. Harga yang tidak murah
Harga genteng bitumen cenderung mahal, karena mempunyai kualitas yang sangat baik dan bahan baku yang berbeda dibandingkan dengan genteng lain. Sehingga dapat difungsikan untuk jangka panjang.

2. Proses pemasangan butuh penyesuaian
Dalam pemasangan jenis atap ini mempunyai tantangan tersendiri, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya, tidak semua tukang bangunan mempunyai kecakapan untuk memasang atap secara rapi agar mempunyai usia pakai yang panjang.

3. Proses perawatan yang membutuhkan biaya cukup tinggi
Proses perawatan bisa dikatakan tergolong tidak murah, maka perlu diperhatikan karena cukup memakan ongkos dan menyita waktu. Apabila terjadi kerusakan atap rumah harus ditanganin oleh tukang dengan keahlian khusus. Oleh sebab itu, disarankan untuk memasang atap dengan tukang yang sudah andal serta telatih dalam instalasi atap. Sebelum menggunakan atap dari bitumen di rumah, maka perlu menyesuaikan ukuran serta spesifikasi yang tepat.

4. Membutuhkan perlengkapan instalasi yang tidak sedikit
Pemasangan atap tidak serta merta “pluh and play”, akan tetapi membutuhkan sedikit perubahan konstruksi atap. Agar mempermudah pemasangan instalasi, sebaiknya disiapkan multipleks baru dengan bahan khusus yang sesuai dengan bitumen.


Jenis Atap Bitumen
Ada beberapa jenis dan bentuk atap bitumen yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan bangunan, antara lain :

1. Atap Bitumen Gelombang
Atap bitumen gelombang mempunyai pola mengombang dan cocok digunakan untuk atap rumah. Jenis bahan atap ini yaitu serat selulosa sehingga akan tahan korosi dan tahan karat

2. Atap Bitumen Tile
Jenis atap bitumen tile mempunyai bentuk kotak seperti ubin. Material pembuat tile atap bitumen yaitu campuran dari berbagai bahan seperti aspal, granual, pasir batu, fiberglass dan alga coating. Atap ini cocok untuk atap yang sederhana dan kuat

3. Atap Shingles Flat
Atap shingles flat berbentuk datar. Material atap ini terdiri dari fiberglass, aspal, pasir batu dan alga coating. Kekuatan atap ini juga terjamin dan tidak mudah rusak.


Tipe - Tipe Atap Bitumen 
Jenis yang dapat ditemukan di pasar antara lain :
1. Tipe Shingles GAF
Tipe ini diambil dari nama perusahaan manufaktur atap yang terbesar di Amerika Serikat. Jenis atap ini mempunyai ketahanan dari perubahan musim serta dapat dipakai semua bentuk atap karena tidak datar dan bergelombang.
Atap shingles GAF ini baik untuk semua bentuk atap, baik perisai maupun pelana. Jika ingin dibentuk dome atau kerucut tidak ada pilihan lain selain menggunakan genteng yang mempunyai elastisitas serta mampu menjaga kebocoran, sehingga akan mendapatkan hasil desain atap yang maksimal.

2. Tipe Shingles Cana
Tipe shingles cana mempunyai kelebihan presisi serta menghasilkan pemasangan lebih rapi dibandingkan jenis lain. Jenis atap ini bersifatself-adhesive pada seluruh bagian atap karena mempunyai ketahanan yang lebih baik.
Selain itu, atap ini mempunyai berbagai pilihan model atap aspal yang dapat menyesuaikan berbagai jenis atap rumah serta mampu bertahan disegala cuaca. Atap shingles cana ini memiliki ukuran yang sangat presisi sehingga hasil pemasangan akan terlihat jauh lebih rapih dan memiliki beberapa macam pilihan warna yang lebih menarik.

3. Tipe Ondura
Atap ondura merupakan lembaran atap bitumen bergelombang yang dikembangkan untuk meghasilkan atap yang tahan terhadap cuaca. Atap ini terbuat dari lapisan tunggal serat organik yang dicampur dengan bitumen, dengan proses pemanasan serta penekanan yang tinggi.

Bentuk ondura bergelombang. Tujuannya agar tetap tahan di segala cuaca. Selain itu sistem pewarnaan atap menerapkan pigmentasi yang baik sehingga akan tahan sinar ultraviolet.

4. Tipe Shingles CTI
Shingles CTI memproduksi atap aspal menurut EN544, standar Eropa. Atap ini akan terus mengkaji serta menghasilkan Shingles yang akan membuat kontribusi yang besar bagi dunia serta Korea di bidang produk atap.
Atap ini merupakan produk yang kuat, tidak mudah sobek maupun pecah. Karena atap bitumen CTI mengandung bahan aspal dan serat selulosa sehingga kekuatannya akan terjamin.
Selain itu, atap ini memiliki struktur yang bergelombang, tahan terhadap air memiliki saluran udara yang berfungsi untuk mengurangi pengembunan. Jadi, tidak perlu khawatir menggunakan atap bitumen CTI ini untuk menambah kesan elegan pada rumah.

5. Tipe Onduline
Atap onduline merupakan produk atap yang bergelombang dan material penutup dinding yang atraktif, kuat serta ringan. Genteng bitumen jenis ini mempunyai sepuluh gelombang serta paling banyak peminat sehingga banyak di pakai oleh masyarakat umum. Material dari bahan ini terdiri dari serat organik yang dicampur dengan bitumen.
Setelah melalui proses pemanasan dan pengepresan yang tinggi genteng bitumen jenis ini menghasilkan atap ringan yang kokoh. Pigmentasi warnanya baik sehingga atap mempunyai ketahanan terhadap sinar ultraviolet
Atap onduline membutuhkan waktu lebih dari 50 tahun untuk mengembangkan produknya, sehingga terciptalah produk atap bitumen yang mempunyai ketahanan terhadap segala macam cuaca.
Untuk proses pewarnaan, atap ini menerapkan sistem yang terbaik sehingga berhasil menciptakan lembaran atap bitumen yang mampu menahan sinar UV. Atap ini merupakan produk yang unik, memiliki bobot yang kuat dan ringan sehingga membuatnya cocok untuk diaplikasikan pada setiap atap rumah.

6. Tipe Onduvilla
Onduvilla merupakan material atap ringan dan mempunyai tekstur atap yang sama dengan atap onduline. Materialnya terbuat dari fiber selulosa, bitumen serta resin yang tahan terhadap tekanan dan panas.
Tekstur jenis ini mempunyai kemiripan seperti genteng yang terbuat dari tanah liat. Kelebihan genteng ini kuat menghadapi air, cuaca panas hingga cuaca ekstrem. Kompisi atap onduvilla indentik dengan atap onduline yang berasal dari teknologi tinggi serta memenuhi strandar European Norm EN 534.
Oleh sebab itu, atap onduvilla mempunyai ketahanan terhadap air dan dapat melindungi bangunan dari suhu tinggi atau panas serta cuaca yang sangat ekstrim sekalipun.

7. Tipe Guttapral
Atap guttapral merupakan atap bergelombang yang terbuat dari bitumen selulosa atau aspal, resin serta mineral aditif lainnya yang menjadikan produk ini memiliki stabilitas dimensional tinggi, mudah dibentuk dan dipasang, lentur serta tidak mudah pecah.
Atap guttapral dikenal sebagai atap gutta yang mempunyai lembaran 10 gelombang yang dapat diaplikasikan sebagai penutup atap yang ringan, tahan lama, kuat dan ramah lingkungan.
Bahan-bahan yang digunakan alami serta ramah lingkungan. Mempunyai warna-warna yang natural seperti merah, cokelat, hijau, biru dan hitam. Tipe atap ini fleksibel sehingga dapat diaplikasikan pada atap yang melengkung


Ukuran Atap Bitumen
Beberapa ukuran atap bitumen yang dapat diaplikasikan untuk hunian yaitu sebagai berikut :
  • Jenis atap bitumen gelombang mempunyai lebar 95 cm, panjang 200 cm, tebal 03 cm, berat 6,5 kg, tinggi gelombang 4 cm dan jumlah gelombang 10 cm
  • Atap bitumen datar mempunyai panjang 100 cm, lebar 33 cm, exprosure 13,4 cm, jumlah budle 21 dan berat 11 kg/ m2
Sementara untuk jenis tile pada umumnya ukuran atap bitumen berukuran 28 cm x 100 cm dan 30 x 100 cm dengan ketebalan 2 hingga 3 mm

Langkah-langkah Memasang Atap Sirap Bitumen
Berikut langkah pemasangan atap bitumen:
1. Memasang reng dengan jarak 40-60cm
Reng adalah bagian dari rangka atap yang menjadi tempat menggantungkan atap. Karena pada atap sirap penutup atap tidak langsung menempel pada reng, bisa menyesuaikan jarak reng ini dengan alas penutup atap yang terbuat dari multiplek atau GRC board. Semakin tebal triplek atau GRC, jarak reng boleh semakin renggang.

2. Memasang alas penutup atap
Alas penutup atap ini akan menjadi tempat dimana pemasangan atap sirap akan menempel. Alas penutup atap ini bisa pakai multiplek atau GRC dengan ketebalan setidaknya 9mm. Alas penutup atap ini dipasang dengan baut atau paku ke reng.

3. Memasang Underlayment Membrane
Underlayment ini terbuat dari bahan yang anti air, jadi juga berfungsi sebagai proteksi kebocoran. Underlayment membrane ini memiliki ketebalan 1-3mm. Underlayment ini dipasang di atas alas penutup atap, melapisi GRC atau multipleknya. Jangan lupa untuk memasang underlayment ini dengan memberi overlap sekitar 10cm antar lembarannya ya.

4. Memasang Drip Edge/Flashing U
Drip Edge atau U Flashing ini adalah roof flashing dari bahan metal yang berfungsi melindungi ujung atap dari air hujan supaya tidak rembes. Flashing U ini dipasang dengan cara menjepit alas penutup atap dan underlayment dan diperkuat dengan baut.

5. Memasang Starter Atap Sirap bitumen
Lembaran atap sirap bitumen ini dipasang dari tepi atap ke arah bubungan (nok), jadi dimulai dari bawah dulu. Lembaran atap dipotong bagian daunnya, lalu dibaut atau dipaku ke alas atapnya. Pasang mengelilingi tepi atap.

5. Memasang Lembaran Atap Sirap Bitumen
Setelah starter di tepi atap terpasang, lanjutkan dengan memasang lembaran atap dari bawah ke atas. Beri overlap sekitar 20cm dengan lembaran berikutnya, supaya lembarannya menutup atap dengan sempurna.

6. Memasang Nok/Bubungan
Karena arah pemasangan di pertemuan atap ini berbeda, maka langkah selanjutnya adalah harus memotong lembaran yang panjang ini jadi per bagiannya. Setelah itu, tekuk lembaran atap yang sudah dipotong, tempelkan dengan arah 90 derajat dari pemasangan genteng, ke arah luar atap.

Comments

Popular posts from this blog

Metode Hydraulic Static Pile Driver (HSPD)

Hydraulic Static Pile Driver (HSPD) adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan Cara menekan tiang pancang masuk ke dalam tanah denganmenggunakan dongkrak hidraulis yang diberi beban berupa counterweight. Pada proses pemancangan tiang dengan menggunakan Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), pelaksanaannya tidak menimbulkan getaran serta Gaya tekan dongkrak hidraulis langsung dapat dibaca melalui sebuah manometer sehingga besarnya Gaya tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Kapasitas alat pemancangan HSPD ini ada bermacam tipe yaitu 120 Ton, 320 Ton, 450 Ton, pemilihan alat disesuaikan dengan desain load / beban rencana tiang pancang. Untuk menghindari terjadinya penyimpangan prosedur kerja yang tak terkendali, maka prosedur kerja harus diikuti secara cermat. Oleh karena itu, segala perubahan atau penyesuaian yang dilakukan sebagai antisipasi atas kondisi lapangan hanya boleh dilaksanakan atas petunjuk dari site manager dan dengan persetuj

Pondasi Jalur atau Memanjang (Strip Foundations)

Pondasi jalur/ pondasi memanjang (kadang disebut juga pondasi menerus) adalah jenis pondasi yang digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau beban kolom   dimana penempatan kolom   dalam jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun kolom praktis. Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah, batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural. Pondasi Jalur atau Pondasi Memanjang Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar tapak sama dengan tingginya. Kebutuhan bahan baku untuk pondasi in

Penentuan Berat Hammer untuk Tiang Pancang

Lanjutan dari Pondasi Tiang Pancang dengan Drop Hammer Hal yang perlu diperhatikan untuk penentuan berat Hammer: 1) Untuk tiang pancang beton precast yang berat ke dalam lapisan tanah yang padat seperti pada stiff clay, compact gravel dan sebagainya maka akan sesuai bila dipilih alat pancang yang mempunyai : - Berat penumbuk (hammer) yang besar. - Tinggi jatuh pendek. - Kecepatan hammer yang rendah pada saat hammer menimpa tiang pancang. Type alat pancang yang sesuai dengan pekerjaan ini adalah type Single – Acting Hammer. Dengan keadaan alat pancang tersebut akan diperoleh lebih banyak energi yang disalurkan pada penurunan tiang pancang dan mengurangi kerusakan-kerusakan pada kepala tiang pancang akibat pemancangan.  2) Untuk tiang pancang yang ringan atau tiang pipa dan baja yang berbentuk pipa tipis sering terjadi pipa tersebut rusak sebelum mencapai kedalaman yang direncankan sehingga pada tanah padat akan sesuai bila dipergunakan alat pancang yang mempun

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Tulangan Struktur

Secara umum, pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Pengadaan Material Baja Tulangan Material yang digunakan untuk pekerjaan pembesian gedung pada umumnya adalah baja tulangan ulir. Material berasal dari supplier dan diangkut ke lokasi proyek menggunakan truk. Material yang telah sampai ke lokasi proyek akan diuji terlebih dahulu untuk memeriksa mutu dan kualitas seperti yang sudah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan pada umumnya adalah tes tarik, tes tekuk, dan tes tekan. Sampel diambil secara acak untuk setiap beberapa ton baja ntuk masing-masing diameter dengan panjang masing-masing 1 meter. Apabila mutunya sesuai dengan spesifikasi, maka material baja tulangan akan disimpan. Jika tidak sesuai,

Sistem Plumbing dan Sanitasi

PLAMBING : untuk air bersih SANITASI : untuk pembuangan (cair dan padat) PLAMBING : penyediaan air bersih yang dikehendaki dengan tekanan dan debit yang cukup SANITASI : membuang atau pengeluaran air kotor dari tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian lainnya. PERALATAN SANITER : SHAFT : lubang di lantai yang digunakan untuk saluran - saluran vertikal LAVATORI : wastafel URINAL : pembuangan air kencing pria BIDET : pembuangan air kencing wanita FLOOR DRAIN : pembuangan air di kamar mandi PIPA AIR BERSIH harus diisi penuh dengan air. PIPA SANITASI digunakan hanya separuh dari pipa. JENIS DAN PERALATAN PLAMBING : 1. Peralatan Air Minum 2. Peralatan Air Panas 3. Peralatan Pembuangan dan Vent 4. Peralatan Saniter ( Plumbing Fixture) : Peralatan Pemadam Kebakaran Peralatan Pengolahan Air Kotor Peralatan Penyediaan Gas Peralatan Dapur Besar Peralatan Pencucian (laundry) Peralatan Air Pendingin (CHILER) dan berbagai pipa i

Washing Bay / Tempat Cuci Kendaraan

Washing bay digunakan untuk membersihkan kotoran, oli dan limbah lainnya dari kendaraan dan peralatan. Ini penting untuk melindungi kendaraan dari korosi dan meminimalkan perawatan karena peningkatan keausan. Sebagian besar aplikasi dapat menggunakan tempat cuci kendaraan standar untuk menyelesaikan tugas ini. Namun, beberapa industri menggunakan peralatan yang tidak pernah bisa masuk ke tempat cuci kendaraan pada umumnya, antara lain: Kendaraan konstruksi Kendaraan dan peralatan pertambangan Kendaraan pengangkut Peralatan Industri Beberapa kendaraan berat lainnnya Temporary Washing Bay Desain Washing Bay Washing bay dapat berupa struktur sementara atau permanen. Washing Bay juga bisa model terbuka atau tertutup. Setiap jenis washing bay memiliki kelebihan dan keterbatasan. Jenis washing bay yang sesuai tergantung pada kebutuhan dan keadaan masing-masing. Agar sesuai dengan yang dibutuhkan, washing bay memerlukan beberapa atau semua komponen berikut: Perangkat pra-perawatan Pemisah min

Macam – Macam Cacat Las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart. Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan uji Bending atau makro. Untuk jenis jenis cacat pengelasan visual atau surface Anda dapat menggunakan pengujian Penetrant Test, Magnetic Test atau kaca pembesar. Cacat Las Undercut Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat i