Dark Specialist D's Note Skip to main content

Posts

General Lighting

Salah satu jenis pencahayaan yaitu general lighting. Pencahayaan jenis ini yaitu pencahayaan utama yang menjadi sumber penerangan dalam sebuah ruangan. General lighting ditempatkan pada satu titik lampu pada titik tengah ruangan. Bisa juga pada beberapa titik yang dipasang secara simetris dan merata. General lighting umumnya menghasilkan sumber cahaya secara terang dan menyeluruh. Pencahayaan jenis ini menggunakan lampu downlight atau lampu TL.  Karakteristik General Lighting Sebagai lampu penerangan utama di ruangan, jenis penerangan ini memiliki karakteristik umum seperti:  Tipe lampu warna terang. Sifat cahayanya menyebar dan lunak. Besaran daya yang disesuaikan dengan luas ruangan. Biasanya diletakkan pada titik pusat atau ruang tengah. Dapat dipasang di berbagai jenis ruangan. Memberikan tingkat pencahayaan yang beragam di ruangan Jenis Lampu General Lighting Dengan karakteristik lampu yang cahayanya menyebar dan lunak maka beberapa lampu berikut cocok untuk dijadikan general ligh

Pencahayaan

Cahaya menjadi faktor penting dalam sebuah ruangan. Namun tidak semua jenis pencahayaan bisa diterapkan di semua ruangan. Berbagai jenis pencahayaan dibedakan berdasarkan sumbernya dan intensitas cahayanya. Ada jenis lampu yang sedikit redup untuk memberikan kesan hangat. Namun ada juga lampu yang sangat terang untuk menerangi seluruh ruangan. Sumber pencahayaan tersebut digunakan sesuai fungsi dan kebutuhan pada kondisi tertentu. Berikut sejumlah jenis pencahayaan yang dibedakan berdasarkan intensitas cahaya dan kebutuhannya. 1. General Lighting / Ambient Light General Lighting atau ambient lighting merupakan pencahayaan untuk keseluruhan ruangan. Pencahayaan jenis ini harus membuat penghuni melihat segala sesuatu di  ruangan dengan jelas—tanpa menafikan kenyamanan mata. General lighting dapat menggunakan lampu gantung, down light, chandelier, lampu langit-langit, dan lain-lain. Luas, warna, dan dekorasi ruangan akan memengaruhi intensitas cahaya yang diperlukan. Ada baiknya  mengguna

Struktur Perkerasan Jalur Kereta Api

Pembangunan jalur rel kereta api berbeda dengan jalan pada umumnya. Jika struktur jalan raya menggunakan material pokok berupa aspal, maka Jalur kereta api menggunakan rel sebagai komponen utama. Cakupan Prasarana Kereta Api Berdasarkan UU No.13 Tahun 1992 yang tertuang dalam Bab I Pasal 1 ayat 7, prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas yang diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasikan. Fasilitas penunjang kereta api adalah segala sesuatu yang melengkapi penyelenggaraan angkutan kereta api yang dapat memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi pengguna jasa angkutan kereta api. Prasarana kereta api lebih terperinci lagi dapat digolongkan sebagai: Jalur atau jalan rel, Bangunan stasiun, Jembatan, Sinyal dan telekomunikasi. Untuk kajian di bidang ketekniksipilan, lebih banyak terfokus kepada prasarana kereta api pada pembangunan jalur atau jalan rel, bangunan stasiun dan jembatan. Meskipun demikuan, dalam lingkup kajian prasarana transportasi di

Perhitungan Struktur Tangga

(lanjutan dari Tangga (Persyaratan dan Perhitungan) Prasyarat Kemiringan Tangga Ukuran kemiringan tangga (dalam derajat) adalah perbandingan tinggi tangga (lantai bawah dengan lantai atas) dengan panjang tangga (ruang yang dibutuhkan untuk tangga). Koefisien kemiringan tangga dapat dihitung dengan rumus: z = y / x z = koefisien kemiringan tangga y = tinggi tangga (cm) x = panjang tangga (cm) Koefisien kemiringan (z) = 1 berarti y = x dan membentuk kemiringan 450 Berdasarkan kemiringannya, tangga dibedakan atas: Lantai miring, 6 – 20 derajat Koefisien kemiringan 0,1 – 0,36 Tangga landai, 20 – 24 derajat Koefisien kemiringan 0,36 – 0,44 Tangga biasa, 24 – 45 derajat Koefisien kemiringan 0,44 – 1,0 Tangga curam, tangga hemat, 45 – 75 derajat Koefisien kemiringan 1,0 – 3,7 Tangga naik, tangga tingkat, 75 – 90 derajat Koefisien kemiringan > 3,7 Untuk mendapatkan tangga yang ideal dengan kemiringan 24 – 45 derajat, tinggi tangga (y) tidak boleh lebih besar dari panjang tangga (x), maksima

Perhitungan Pencahayaan / Penerangan Ruangan

Pencahayaan atau yang kerap disebut lighting ialah faktor yang sangat besar untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman yang sangat berangkaian erat dengan produktivitas manusia dalam melakukan pekerjaannya . Pencahayaan yang bagus juga memungkinkan orang untuk melihat objek disekitar yang dikerjaan secara tepat, cepat dan jelas. Light meter adalah alat yang dimanfaatkan untuk mengukur intensitas cahaya. Jenis Pencahayaan Berdasarkan sumbernya, pencahayaan terbagi dua, yaitu: a. Pencahayaan Alami Pencahayaan alami ialah sumber cahaya yang berasal cahaya sinar matahari. Biasanya sinar alami ini memiliki banyak keuntungan seperti menghemat energi listrik dan juga bisa untuk membunuh kuman dan bibit-biti penyakit disekitar ruangan. Pencahayaan ini bisa didapat bersama masuknya cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan melewati jendela ataupun celah dari bangunan itu sendiri. b. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan adalah pencahaayan yang  biasanya dihasilkan dari cahaya selain cahaya alami.

Balok Berdiri vs Balok Tidur

Balok berfungsi sebagai penahan beban yang dihasilkan oleh pelat, postingan ini memaparkan perbandingan balok berdiri dan balok tidur dari segi stabilitas, lendutan dan kekuatan. Balok merupakan salah satu item pada gedung, seperti yang kita ketahui beberapa item pada gedung diantaranya pelat, balok, kolom, sloof kemudian pondasi. Kasus: Sebuah balok ukuran 30 cm x 20 cm dengan panjang kurang lebih 3 meter. Balok tersebut kemudian diletakan di atas sungai kecil yang lebarnya mungking 2,5 m – 3 m, dengan tujuan untuk penyebrangan.  Bagaimanakah cara meletakan balok tersebut? Apakah akan meletakan balok tersebut dengan posisi berdiri ( lebar 20 cm, tinggi 30 cm) atau balok dengan posisi tidur (lebar 30 cm, tinggi 20 cm)? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diperhatikan: a. Kekuatan Balok posisi berdiri mempunyai tahanan terhadap momen lentur yang lebih besar daripada balok posisi tidur. Hal tersebut karena adanya modulus penampang yang lebih besar. S=1/6*b*h^2 Contoh yang lain jika meli

Struktur Kubah Masjid

Macam Kubah Masjid a. Kubah Beton Jenis model yang pertama adalah kubah masjid dari beton, kubah masjid jenis ini adalah yang terkenal memiliki kekuatan yang baik. Penggunaan kubah beton seringkali diberikan motif tertentu sehingga menjadikan kubah masjid dari beton ini lebih menarik dilihat. Sedangkan kekurangan dari kubah beton ini sangat berat dan proses pembangunnya butuh tenaga extra serta dari segi biaya menjadi besar. b. Kubah Stainless Masyarakat tentu tidak asing lagi dengan model kubah masjid stainless. Ini adalah salah satu desain kubah masjid yang sering dipilih karena ringan dan harganya cukup terjangkau. Keuntungan menggunakan kubah masjid stainless adalah ketahanan yang baik dari karat, dan memiliki daya tarik sendiri karena bahan yang mengkilat. Kubah masjid dengan bahan stainless ini banyak digunakan untuk musholla atau masjid kecil. c. Kubah Galvalum Desain jenis kubah masjid galvalum adalah salah satu desain yang banyak digunakan dewasa ini. Bahan galvalum ini merupa