Dark Specialist D's Note Skip to main content

Posts

Showing posts with the label jalan

Kerusakan Aspal

Jenis – jenis kerusakan di aspal jalan yang sering terjadi, adalah 1. Retak Kulit Buaya (Fatigue Alligator Cracking) Retak Kulit Buaya (alligator cracks) atau istilah lainnya adalah chickenwire cracks, alligator cracks, polygonal cracks, dan crazing, yaitu kerusakan jalan berupa retak yang memiliki celah cukup lebar. Lebar celah retak ≥ 3 mm dan saling berangkali membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya atau kawat untuk kandang ayam. Umumnya daerah dimana terjadi retak kulit buaya tidak luas. Jika daerah dimana terjadi retak kulit buaya luas. Kemungkinan terjadi akibat bahan perkerasan jalan yang kurang baik, tanah dasar lapisan di bawah permukaan kurang stabil yang mungkin terjadi akibat tidak dilakukannya survey terhadap kondisi tanah sebelum dilakukannya perkerasan jalan. Juga disebabkan oleh repetisi beban lalu lintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapisan permukaan tersebut. Retak kulit buaya adalah serangkaian retak yang saling b

Jenis Kerusakan Aspal

Lanjutan dari Aspal Untuk mendapatkan kualitas aspal jalan yang baik harus mengikuti spesifikasi yang ditentukan baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Dari segi perencanaannya tentu harus mengikuti Jobmix Design yang disepakati antara kontraktor, konsultan dan Pemberi tugas. Sedangkan segi pelaksanaan harus mengikuti prosedur seperti trial pemadatan yang sudah disepakati. Untuk melihat mengetahui kualitas aspal jalan yang kurang baik dapat dilakukan dengan memperhatikan ciri – cirinya secara visual, seperti (1) Warna aspal kurang hitam (2) Banyak aggregat yang lepas dari aspal jalan (3) Ada retak rambut di lokasi tertentu karena pemadatan aspal yang tidak merata dan kondisi tanah dibawahnya masih labil. Aspal jalan yang sering cepat rusak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti (1) Kadar aspal tidak sesuai Job Mix Formula, yaitu komposisi material penyusun aggregat aspal yang dibuat di laboratorium sebelum pelaksanaan di lapangan mulai. Misalnya ji

Jenis - Jenis Aspal

Lanjutan dari Aspal Jenis aspal sendiri bermacam-macam, ada aspal dari alam, aspal buatan hasil distilasi hingga aspal yang dimodifikasi. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing jenis aspal tersebut. A. Aspal Alam Aspal alam adalah aspal yang berasal langsung dari alam tanpa melewati serangkaian proses pengolahan yang rumit. Aspal alam yang berbentuk batuan bisa diperoleh di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal alam yang bersifat plastis bisa ditemukan di Danau Pitch, Republik Trinidad. Sedangkan aspal yang memiliki wujud berada di sekitar perairan segitiga Bermuda. Berbeda dengan segitiga Bermuda yang mengandung aspal murni, kandungan aspal yang terdapat di Pulau Buton dan Danau Pitch tidak murni dan tercampur dengan mineral yang lain. Material aspal yang berasal dari alam didapat dari proses alami, baik dari gunung aspal maupun dari danau. 1. Aspal Batu / Rock Asphalt Aspal gunung juga sering disebut dengan aspal batu. Di Indonesia, sumber daya alam asp

Aspal

Aspal merupakan salah satu bahan yang banyak dipilih untuk mengerjakan konstruksi berbagai proyek besar seperti pembangunan trotoar. Jalan raya, jalan tol. Dan landasan pacu udara. Dengan menggunakan aspal, maka proyek besar tersebut akan memiliki jalan yang kuat, tahan lama, serta rapi. Untuk bisa digunakan sesuai dengan kebutuhannya, terdapat jenis-jenis aspal yang memiliki sifat dan penggunaan yang berbeda. Aspal sendiri merupakan senyawa hidrokarbon dengan senyawa berupa sulfur, oksigen, dan klor yang terbuat dari minyak bumi. Sebagai bahan pengikat dalam perkerasan lentur, aspal bersifat viskoelastis yang berarti wujudnya akan berubah dari padat menjadi cair ketika dipanaskan. Pada awalnya, aspal berwujud cair dan sangat kental. Kemudian setelah suhu menurun dan dingin, maka aspal akan berubah wujud menjadi padat dan sangatlah keras. • Hidrocarbon adalah bahan dasar utama dari aspal yang umumnya disebut bitumen. Sehingga aspal sering juga disebut bitumen, • Aspal meru

Perkerasan Telford

Pencipta / penemu perkerasan jalan telford adalah Thomas Telford (1757-1834) adalah seorang insinyur Skotlandia yang ahli dalam pembuatan jembatan lengkung dari batu, menciptakan konstruksi perkerasan jalan yang prinsipnya seperti jembatan lengkung. Prinsip tersebut yaitu menyusun batu-batu belah yang dipasang berdiri secara berdesakan, dan pemasangannya menggunakan tangan. Konstruksi ini sangat berhasil dan kemudian disebut Sistem Telford. Sistem telford banyak dimanfaatkan di Indonesia, khususnya pada jalan-jalan pedesaan. Struktur telford digunakan untuk memperkuat bagian yang lemah pada lapisan subbase. Struktur telford ini adalah lapisan padat yang terdiri dari batu-batu yang berukuran sedang diatur diatas lapisan pasir dan dikunci dengan batu-batu yang lebih kecil dan kerikil. Konstrusi telford harus dikerjakan dengan tangan dan dibentuk menjadi sebuah lapisan sub-base yang kuat dan mempunyai permukaan lapisan yang bagus untuk penempatan lapisan base. Material yang digun

Prosedur Pelaksanaan CBR

lanjutan dari  CBR (California Bearing Ratio) Peralatan Pelaksanaan CBR 1. Dongkrak CBR mekanis yang dioperasikan secara manual, dilengkapi dengan swivel head untuk mengukur beban yang bekerja pada torak, dan didesain sesuai dengan spesifikasi di bawah ini: kapasitas minimum 2700 kg (5950 lb); daya angkat minimum 50,8 mm (2 inci); engkol, dengan radius 152,4 mm (6 inci); putaran roda gigi tinggi, kira-kira 2,4 putaran per 1 mm (0,04 inci) penetrasi; putaran roda gigi menengah, kira-kira 5 putaran per 1 mm (0,04 inci) penetrasi; putaran roda gigi rendah, kira-kira 14 putaran per 1 mm (0,04 inci) penetrasi; putaran roda gigi yang lain dapat digunakan untuk kenyamanan dalam pemutaran; dongkrak mekanis CBR yang lain dengan beban maksimum yang sama dapat digunakan jika rata-rata penetrasi beban merata setiap 1,3 mm (0,05 inci) per menit dapat dicapai. 2. Dua buah cincin penguji yang telah dikalibrasi dengan rentang pembebanan 0 kN sampai dengan 8,8 kN (1984 lbf) dan rentang pembeb